Posts

Showing posts from April, 2014

(Check)

Halo, selamat pagi ^^ Selamat hari Selasa Selamat datang penghujung April Hehe enggak, enggak kok... Ini blognya nggak hasil begadang dari semalem, tadi sempet tidur dulu, alhamdulillah._.v Satu 'proyek' kecil yang menjadi tugas sudah rampung! Tugas Teknik Audio Visual yang berupa membuat short movie selasai kemarin jam 16.00 Waktu Indonesia Barat dengan peluh dan air mata yang bercucuran.. Setelah dua minggu garap naskah yang kudu dipoles sana-sini. Naik-turun tangga dari-ke lantai lima. Setelah mati di tempat berkali-kali karena selalu terpesona tiap konsul naskah. Setelah survei tempat yang menghabiskan banyak waktu, tenaga dan perasaan . Akhirnya pada minggu ketiga, kami melakukan shooting. Shooting dilaksanakan tiga hari, Kamis, Jumat dan Senin. Kenapa Sabtu sama Minggu nggak take? Karena Bapak Budi selaku penjaga peminjaman alat sedang berlibur bersama anak dan istrinya, Bapak Budi nggak akan sudi melayani peminjaman di hari libur, sekalipun kami sudah menganca

Kalongwoman(?)

Selamat pagi!!!! Ini sudah pagi, dan aku barus selesai mengerjakan tugas Komunikasi Massa yang dosennya rada nggak jelas kayak hubunganku dengannya.   UHUK!!   Udah, nggak usah batuk gitu, itu bukan intinya kok :|   Iya, aku baru selesai mengerjakan tugas, padahal aku mulai tugasnya udah dari jam 9 semalam dan baru selesai sekarang. Parahnya lagi, tugasnya cuma nulis tiga halaman ms word :| Walau nggak jelas, tugasnya nggak susah, sih... Jadi bukan masalahnya banyak atau susahnya tugas yang buat aku baru selesai jam segini. Tapi masalahnya ada di fokus :| Iya aku nggak bisa terus-terusan fokus di halaman yang serba putih itu :| Pasti kalo udah ngerjain jadi mlipir ke mana-mana dulu... Aaaaaak beri aku solusi biar nggak jadi manusia kalong :"(((

Absen, absen...

Hai, hai, haiiiiiiiiiii.... Jangan tanya kenapa aku selalu nge post di pagi-pagi buta kayak gini. Biasalah, kalo orang yang hidupnya selalu butuh ide ya kayak gini, pas tengah malem dalam keadaan senyap, ide-ide baru bermunculan. Hihihihihihi bohong, deng :p Ya nggak sepenuhnya bohong juga, sih. Aku nge post jam segini itu soalnya kuota internet banyaknya jam segini... Iya, Ind*sat jahat, membuat anak-anak polos kayak aku begadang hingga larut pagi :| Aku sedang mengerjakan proyek besar, lho. Bukan sekedar proyek menulis novel atau proyek jatuh cinta . Ada tiga proyek besar yang sedang aku kerjakan bersama beberapa temanku: 1. Proyek membuat short movie , konon katanya film yang sedang kami garap ini akan diputar beberapa negara... *Pengennya, sih gitu. Tapi nyatanya film-nya cuma ditonton sama anak-anak sekelas-_-v 2. Proyek membuat bisnis berupa membuat suatu produk sendiri yang nantinya produk tersebut akan kami pasarkan. Sedikit aku kasih bocoran, ya, nama produk kami

Selamat 58 Tahun, Yah...

Waw, sudah setengah abad lewat delapan tahun satu-satunya orang yang kupanggil "ayah" ada di dunia-Mu ini. Dialah yang paling banyak mengecap pahit-manis kehidupan di antara semua anggota keluarga. Dia banyak belajar dari pahit-manisnya kehidupan tersebut, sehingga dia bisa menjadi kepala keluarga yang terbaik menurutku. Dia, orang yang paling sabar menghadapi kami semua--anak dan istrinya--yang memiliki pola tingkah berbeda dan selalu membuatnya berpikir keras cara menghadapi kami satu per satu. Walau terkadang, aku tahu dia lelah. Walau terkadang, terlihat dari mata tuanya bahwa ia juga ingin dihadapi dengan sabar oleh kami. Tapi, ia tak pernah mengeluh tentang sikap kami itu. Ia selalu bisa memaklumi jika ada sikap yang buruk dari kami. Ia mengerti bahwa sikap itu bukan semata-mata kami jahat, ada motif dibalik sikap tersebut. Dia tahu. Dia mengerti. Dan dia memaklumi.  Aku tahu, dia selalu berusaha menjadi orang yang paling dekat dengan kami. Dia ingin menjadi teman

Half Alive - Secondhand Serenade

Its 4 am, Im waking up to your perfume Dont get up, Ill get through on my own I dont know if Im home or if I lost my way into your room Im spiraling into my doom, Im feeling half alive But I know one day you and I will be free To live and die by our own rules Free despite the fact that men are fools Im almost alive And I need you to try and save me Its okay that were dying But I need to survive tonight, tonight Well, excuse me while I get killed softly Heart slows down and I can hardly tell you Im okay At least till yesterday you know you caught me off my highest guard Believe me when I say it's hard, well get through this tonight And I know one day you and I will be free To live and die by our own rules Free despite the fact that men are fools Im almost alive And I need you to try and save me Its okay that were dying But I need to survive tonight, tonight And you touch my hand ever so slightly Girl, Im not ready for this yet And the deadly looks you

Cerita Bersama Dewa

    Dewa Herdianto . Mataku berhenti sejenak ketika melihat namanya ada di list yang menunjukkan nama-nama anak yang sekelas denganku di kelas sebelas nanti. “Woi woi… Yang di depan! Gantian dong ngeliatnya...” Anak-anak yang tak sabar melihat namanya ada di papan pengumuman mulai saling dorong. Aku pun segera keluar dari aksi saling dorong yang hampir-hampir anarki itu. Tepat aku keluar dari kerumunan, tubuhku terhalang oleh seseorang. Mataku dan matanya bertemu, tapi aku secepatnya mengalihkan pandanganku dari matanya. Aku takut, dari mataku ia bisa mengetahui jantungku yang jedag jedug karenanya. Tapi sepertinya tatapan kami tadi tak berarti untukknya. Ia malah terkesan mendorongku karena menghalangi pandangannya yang melihat ke papan pengumuman. “Kamu di IPA 3, Wa…” refleks aku menyentuh bahunya pelan. Ia menoleh ke asal suara. “Oh, iya? Kok tahu?” “Tadi nggak sengaja liat namamu,” sahutku santai. “Oh, oke. Makasih, ya…” Dewa melenggang pergi dari hadapanku. Aku meng

Malaikat Pagi

    Aku menarik napasku dalam, kemudian menghempaskannya kuat melalui hidung. Tak pernah aku mengira rasa sakit karena cinta bisa begitu menyesakkan dada. Aku mengambil sebungkus rokok dari saku jaket jeans-ku, mengambil sebatang rokok dari sana dan menyulutkan api ke ujung sebatang rokok tadi. Jalanan sudah sepi sejak tengah malam dua jam yang lalu, namun aku tidak merasa sepi. Aku mendengar gemuruh jantungku. Aku masih mendengar suara di dalam kepalakuu yang sedari tadi bertanya, kenapa? Kenapa? Kenapa?