Posts

Showing posts from 2017

Kasih Ibu Sampai Ke Mantan #2

Habis nelepon dan klarifikasi bahwa anak bungsunya yang imut, ceria serta baik hati ini baik-baik saja tanpa kekurangan apapun, aku langsung ngecek WhatsApp.  Yaps, miscall beruntun dari Ummi. Kemudian chat dari Abang Ipar, yang waktu kutelepon dianya santai aja. Kayak udah tahu gitu.  Terus geger di grup chat Geng Alay, ngakunya mereka dichat sama Kak Na nanyain ada kontak enggak sama aku, pada tahu enggak aku ke mana. Dan pada kirim-kiriman screenshoot chat masing-masing.  Terus temen kuliahku juga nanyain, aku lagi di mana karena ada yang nanya nomer hapenya dia.  Terus intinya, malam itu aku merasa bersalah sekali. Dan nggak lagi-lagi deh, membiarkan hape dalam keadaan mati walau sedetik.  Besoknya, ayah nelepon.  Certita dengan nada yang lebih baik dari semalam. 

Kasih Ibu Sampai Ke Mantan #1

Image
Dua hari yang lalu aku baru bikin Ibu-ku nangis.  Bikin orang tua nangis itu adalah suatu hal yang paling dihindari sama anak manapun, apalagi nangisnya karena dia sendiri. Percaya deh, sebandel-bandelnya anak, se-durhakanya anak, sebengalnya anak, kalau udah liat Ibunya nangis pasti luruh. Pasti nyesel dan merasa bersalah. Kalo nangisnya karena bahagia sih, nggak papa. Bikin Ibu nangis bahagia itu udah kayak tantangan sendiri, soalnya seingetku sepanjang aku hidup belum  pernah tuh aku bikin Beliau nangis bahagia.  Makannnya, karena belum bisa bikin Beliau nangis terharu bahagia, seenggaknya jangan sampe bikin Beliau nangis karena sedih. And I did it.  😢 PFT Dua hari yang lalu aku pergi ke Sekaten, sekitar pukul 8 malam Ayah nelepon, terus kami mengobrol hal-hal biasa.  Nah, selama di sekaten smartphone-ku lowbat,  aku emang punya powerbank. Tapi aku gabawa kabel, dan smartphone-ku hanya bisa dicolokin sama kabel-kabel tertentu. Pas batre hape menunjuk

[REVIEW] Film Horor Indonesia: Pengabdi Setan

Image
Seumur hidup, sepanjang 22 tahun, aku nggak pernah ngerasa kayak gini. Di dalam bioskop, aku nggak tahu mau nutup mata, telinga atau mulut. Soalnya aku cuma punya dua tangan, dan nggak bisa nutup ketiga pancaindra-ku yang super peka itu. Tutup mata karena nggak mau dikagetin setan yang muncul tiba-tiba. Tutup telinga karena nggak kuat sama suaranya yang bikin deg-degan. Tutup mulut biar mulutnya nggak bawel umpat sana-sini gegara gemes sama filmnya pas udah siap mental berpasangka hantunya muncul eh nggak muncul-muncul, pas lagi haha hihi nikmati film eh tiba-tiba ada aja itu setan, gimana nggak bikin latah, latahnya jelek pula. Udah kebayang gimana seremnya Pengabdi Setan?  Awalnya mau pasang foto posternya, tapi ga berani google. Aduh, aku kenapa jadi cemen banget gini, sih?-_-

Living.

Aku pernah baca beberapa kutipan yang intinya: kalau dalam kesulitan,  jangan menyerah, karena suatu saat kamu akan tersenyum telah berhasil melewati kesulitan itu.  Kok kedengerannya nggak bagus ya? Ya pokoknya intinya; jangan menyerah.  Aku dulunya  sering menganggap remeh sama orang-orang yang punya motto: never give up, jangan menyerah, dan bla bla bla... Ah, kenapa motto-nya terlalu pasaran dan terkesan nggak keren? Tapi, ternyata...

Back 2 Back

"Kamu lebih suka kuliah atau kerja?" "Kuliah!" "Kenapa?" "Kuliah itu aku tanggung jawab sama diriku sendiri. Aku ngelakuin sesuatu karena aku mau bukan karena permintaan orang lain. Aku bebas ngapain aja, nggak peduli pulang jam berapa, mau apa. I'm the owner of myself.   Waktu kuliah aku hanya punya tujuan: IPK yang nggak jelek2 amat biar ortu nggak malu. Jadi selama aku mampu bikin IPK selama kuliah di atas 3, whatever I do is acceptable.  "  And, the ' FUN' thing of the college is... " I'm so easy to be a rich guy and just needttwo weeks after that I become a totally poor guy.  Karena apa? Karena aku nggak punya pekerjaan dan (waktu itu) aku sama sekali nggak berniat untuk punya uang sendiri selain minta dari ortu (yang datangnya sebulan sekali dan dihabiskan dalam waktu setengah bulan). Setengah bulan sisanya, aku bertahan hidup dengan cara jadi peserta seminar cuma buat dapet snack gratis, dan pinjem temen 1

Nikah.

Image
Porsi ngomongin nikah di usia 21 HARUSNYA  bukan jadi prioritas. Mungkin bisa dibahas sesekali, tetapi porsinya nggak lebih besar tentang obrolan tentang pencapaian dalam hidup, cita-cita, dan menikmati masa-masa fase yang dianggap sebagai 'dewasa matang'.  Jujur.  Obrolan tentang "Kapan nikah? Gimana calon pasangan idaman?" bukan salah satu topik yang paling kupedulikan sekarang ini. Karena, sama kayak gulungan benang yang ditarik panjang sama anak kecil, apa jadinya? RUWET.  Salah satu alasan dulu kenapa aku milih buat berpacaran di masa kuliah adalah harapanku nantinya (artinya sekarang) aku nggak mau diribetin segala tetek bengek pertanyaan "udah punya calon pasangan hidup belum?", karena kalo misal aku pacaran dan awet, bisa dipastikan sekarang aku  bisa menjalani kehidupan usai kuliah dengan tenang dan enggak perlu menuai pertanyaan yang ternyata lebih mengerikan daripada "kapan kuliahnya kelar?" itu.  Aku memang visioner sekal

Highlight

Image
Hehehehehehehehe.... Maafkan, aku mengosongkan bulan Februari tanpa satu pun postingan.  Ketahuilah, aku menyesal. Sungguh.  Dalam jangka waktu satu bulan setengah, banyak banget yang terjadi.  Mulai dari perasaan yang ujung-ujungnya kusadari kalau ternyata aku hanya kebaperan, tapi aku nggak bisa kabur dan cuma bisa mencoba terbiasa dan akhirnya nggak bisa ngerasa apa-apa lagi. File 'drama menye-menye' dalam kehidupan percintaanku tanpa sengaja kudelete, demi masa depan baik  dan cerah bercahaya tanpa baper. Terus di awal Februari, aku mengikuti training kantor yang katanya mau dijalankan rutin tapi karena ada sesuatu yang lebih urgent, akhirnya training yang bernama Inspira Booth Camp hanya dilakukan di minggu pertama. Yang detailnya kuceritakan di sini . Piknik bareng Monika. Berdua naik motor dari Jogja-Gunung Kidul PP seharian yang ternyata menguras tenaga, alhasil besoknya seluruh badan langsung pegal-pegal.  Terus ada games 3250 poin yang kumaink

Enggan Beranjak

Ada yang dengan sadar merelakan diri untuk tersakiti. Bukan hanya sekali, namun tiap kesempatan seakan tambak runcing menembus ulu hatinya. Memeras paksa hatinya hingga yang tersisa hanya bongkahan kecil yang telah mengkerut.  Berkali, sudah kukatakan jangan lagi mengorbankan diri. Jika itu cinta harusnya ia tidak tersiksa. Bila yang ia rasa bernama sayang, tak seharusnya justru membuatnya menangis bermalam hingga tiada ujungnya.  Dia, si keras kepala.  Dia, yang enggan beranjak. Dia, yang rela menyakiti diri sendiri hanya untuk mendapat kebahagiaan semu. 

#10 Jangan Lakukan Lagi Ya, Aku

Hal yang berjanji tidak akan kulakukan lagi. Errrr... Gegara paketan habis aku nggak bisa nge-posting tantangan hari ke-10 dengan tepat dan terpaksa molor satu hari.  PFT. Challanger macam apa!  Jadi begini, kita langsung saja ke inti postingan. Aku sering sekali merenung sendiri. Apa ya namanya, meditasi diri? Merenung tentang hal-hal yang sudah kulewati, pelajaran apa yang sudah kuambil dari setiap kejadian, kemudian bertanya pada diri sendiri tentang mau jadi apa aku besok? Gimana perasaanku sekarang? Intinya aku ngobrol dengan diri sendiri.  Hasil mengobrol biasanya, saku akan bernapas lega dan bersyukur dengan apa yang telah terjadi.  Tapi nggak jarang juga obrolan kami (aku dan aku) berjalan tidak lancar, terkadang setelah mengobrol, pikiranku jadi malah kalut.  Persoalannya selalu satu: jika obrolan kami tidak lancar hal tersebut dikarenakan aku "masih" menyesali keputusan hidup yang tidak sepenuhnya dari hati. Misalnya, aku menyesali ke

#9 Mas, Jadi Sebenernya...

Menulis sebuah surat untuk seseorang. Jangan kege'eran dulu. Aku nulis ini bukan karena sepenuhnya aku suka sama kamu (berarti setengahnya iya), tapi pas aku berpikir "mau bikin surat buat siapa, ya?" yang muncul di kepalaku langsung kamu. Mungkin karena kita terlalu sering ketemu. Delapan jam sehari. Enam hari seminggu.  48 jam seminggu. 1440 jam sebulan, dikali tiga karena udah tiga bulan kita ketemu: 4320 jam. 259200 menit dan 15552000 detik pertiga bulan. Lihat!

#8 Aku Nggak Begini, Suer!

Fakta yang berlawanan dengan opini orang lain tentang diriku? Langsung aja, nggak usah pake basa-basi, ya. Soalnya ini udah pukul sembilan malam, anak sekolah nggak bagus tidur larut. Besok juga harus pendalaman materi pukul 06:30.  Sesuatu yang berlawanan dengan opini orang tentangku adalah: 1. Dikira Jones (Jomblo Ngenes), padahal Jojoba (Jomblo-Jomblo Bahagia) Mungkin karena aku sering banget godain mas-mas di kantor dan keseringan curcol nggak tahu waktu, apalagi curcolannya bawa-bawa perasaan, hati, mantan, jodoh dan kawan-kawannya aku jadi kelihatan ngenes banget gitu. Mungkin banyak yang berpikir aku godain dan curhat nggak tahu waktu itu efek dari aku kelamaan jomblo. Padahal nyatanya nggak begitu, aku suka godain orang ya emang karena suka aja, kalau pun aku nggak jomblo rasanya aku tetep rajin gombalin orang, kok. Hehe.Aku masih santai aja sama status jomblo sekarang, nggak ngebet punya pacar. Enggak ngebet pengin PDKT sama siapa. Intinya aku lagi menikmati masa

#7 Permintaan Bapak Kepada Melia

Image
Rumah ini tidak sama lagi dengan ketika terakhir kali aku ke sini beberapa bulan yang lalu. Aroma bunga melati yang kuhirup sudah hilang, kembali berganti dengan aroma rumah yang familiar di hidungku.  "Kamu tidur sama Ibu, kan? Pakaianmu langsung disatukan sama pakaian-pakaian Ibu aja..."  "Pakaian Bapak?" aku bergumam pelan, aneh rasanya menyebut Bapak.  "Sebagian besar sudah Ibu sumbangkan..." Nada suara Ibu tak kalah paraunya dengan suaraku.  Aku mengangguk patuh, tapi masih enggan beranjak dari ruang keluarga. Mataku menyusuri satu persatu foto yang memenuhi ruangan. Foto masa kecil, wisuda, pernikahan, lebaran dan semua momen yang diabadikan tak hanya menjadi pengias buku album. Bapak selalu mencetaknya beberapa kemudian ditempelkan pada pigura, lalu memajangnya di ruang keluarga. nemu gambarnya di pinterest. "Biar Bapak sama Ibu merasa kalau anak, menantu dan cucu kami ikut menonton televisi juga. Biar kami nggak merasa h

#6 Kebanggaan Receh Yang Membawa Kebahagiaan

Ceritakan di mana kamu membanggakan sesuatu di saat orang lain meremehkan!  Aku nggak pintar-pintar amat. Rada sengklek, apalagi urusan hitung-menghitung. Lihat satu angka aja udah pusing duluan. Apalagi ditambah X dan Y,  bisa-bisa aku pingsan, tapi sebelumnya muntah dulu.-_- Aku juga nggak cantik-cantik amat. Yah, karena yang cantik itu mbosenin, jadi aku lebh suka dibilang manis. Yah, soal fisik dan otak emang nggak ada yang bisa dibanggakan. Untungnya aku masih hidup, hehe. Tema kali ini bikin aku muter otak banget. Nyari sesuatu yang bisa kubanggakan itu kayak nyari jarum di tumpukan jerami atau kayak nyari jodoh yang alim dan budiman, tapi nyarinya di diskotik. Hmmm... Tapi ada satu. Satu hal yang mungkin orang lain nggak punya, dan aku punya. Apa itu? Teman. Enggak hanya satu, dua. Aku bersyukur punya banyak teman dekat yang memiliki beragam karakter. Mau yang ceplas-ceplos dan dengan gampangnya bilang 'bego' kalau aku lagi salah? Adaaa. Mau tema

#5 Nonton Ala Ujian Nasional

Image
Apa film yang paling berkesan buat kamu? Ah, dari lima hari, aku sangat menyukai topik ini. Menuliskan tentang film. Tiga, hanya boleh menyebutkan tiga film yang paling berkesan untukku. Padahal kalau bisa sepuluh, mungkin aku mampu menuliskan semuanya. Tapi dengan jumlah yang terbatas ini, aku jadi bener-bener mikir, kira-kira film apa yang bakal kutuliskan, jadi ketiga film ini bukan hanya favorit, tetapi meninggalkan bekas di relung hatiku. Tsah.  Apa aja itu? INSIDIOUS CHAPTER 3 Buat yang belum tahu, Insidious ini film bergenre horor yang paling ditunggu-tunggu waktu itu. Bioskop selalu penuh ketika sedang memutar di film ini. Aku dan ketiga temanku (Monika, Sesil dan Cintia) yang ngakunya penggemar film horor juga nggak mau ketinggalan buat nonton film ini. Sebelumnya, mereka bertiga juga udah pemanasan nonton Chapter 1 dan 2-nya di kos. "Mbak, maaf. Insidious-nya masih ada empat kursi, tapi semuanya terpisah, Mbak. Yang berjejeran udah habis..." 

#4 How I Met Your Ex

Image
Bagaimana pertemuan pertamamu dengan dia? Mungkin hal biasa kalau kita bertemu dangan pacarnya mantan.  Tapi, adakah yang pernah bertemu dengan mantannya mantan, padahal sebelum ini kalian tidak pernah bertemu sebelumnya? Kami bertemu tanpa sengaja ketika aku dan dia sedang mengantri di bagian akademik fakultas. Kebetulan kami satu fakultas, tetapi karena kami berbeda prodi, kami berkuliah di gedung yang berbeda dan kemungkinan untuk berpapasan sangat kecil. Dengan kemampuanmata-mata yang setara dengan mata-mata CIA, aku sering men- stalking semua mantannya mantan yang saat itu masih jadi pacarku. Termasuk dia, aku tahu dan hapal wajahnya, meskipun aku nggak pernah bertatapan langsung dengannya. Saat bertemu dengannya, statusku sudah menjadi "mantan tapi masih ngarep" alias masih sering kangen dan masih pengen balikan dengan si mantan.

#3 (Rencana) Pencapaian 2017

Apa pencapaian yang ingin kamu gapai di tahun 2017?  Kamu punya rencana pencapaian atau zaman sekarang bahasa kerennya disebut resolusi di tahun 2017 ini? Tahan dulu. Tanya dulu sama diri sendiri, kamu membuat resolusi itu memang karena sesuatu yang menjadi tujuan dan membuat kamu lebih baik atau hanya sekadar ikut-ikutan biar keren? Biar kalo ada official account di Instagram nanya "apa resolusi 2017 kamu?" kamu jadi bisa balas di kolom komentar? Kalau memang kamu hanya ikut-ikutan, sebaiknya kamu berhenti. Karena nggak ada gunanya kamu punya daftar resolusi berlembar-lembar, tapi niat awal kamu hanya ikut-ikutan doang.  Coba tengok ke belakang, tahun lalu, misalnya. Apa kamu juga punya resolusi? Apakah semua resolusi itu tercapai? Kalau enggak, kamu harus tanya sama diri sendiri lagi, "apa, sih, tujuanku bikin resolusi?". Hal yang sering terjadi sebuah resolusi nggak tercapai adalah niat awal bikin resolusi. Kalau niat awal bikin resolusi hanya kar

#2 Menangis Histeris Hingga Lupa Diri

Image
Apa hal yang kemungkinan besar akan membuatmu histeris? Agak aneh dengan kata histeris ini, karena histeris merupakan kata yang hampir tidak pernah kupakai di tulisan atau perkataanku. Aku bingung menempatkan kata histeris, ia merupakan kata yang merujuk pada sesuatu bersifat positif atau sebaliknya? Buatku, mengetahui kata yang akan kutulis itu penting, demi menjauhkan diri dari kesalahpahaman.  Buat kamu yang bingung mengartikan sebuah kata atau ingin tahu sebuah kata merupakan kata baku atau  bukan, kamu bisa langsung cus ke website resmi KBBI milik negara. Percayalah, menulis akan 1000 kali lebih mudah ketika kita sudah mengetahui website satu ini.  Jadi, aku langsung mencari arti kata histeris, lalu muncul arti seperti ini:   his.te.ris /histéris/     a bersifat histeria: dia disambut dengan teriakan-- Belum membantu, karena masih ada kata histeria yang belum kutahu maknanya. Jadi, mari kita cari apa itu histeria. his.te.ria /histéria/     n Psi ga

#1 Tentang Kekasih Idaman

Image
Bagaimana tipe kekasih yang kamu dambakan? Manis. Baik. Ramah. Setia. Perhatian. Pengertian. Kira-kira begitu yang kutuliskan pas mengisi kolom "pacar idaman" di biodata ketika aku dan teman-temanku menggelar sesi tukar biodata pakai kertas binder di zaman Sekolah Dasar. Kalau dipikir-pikir sekarang, kok aku kayaknya kebelet puber gitu, ya? Kecil-kecil udah mikirin pacar. :| sumber: google. Semakin gede, semakin kenal sama banyak orang. Keinginan untuk punya pacar sesempurna keinginan ketika SD hanya menjadi sebuah angan-angan. Mungkin memang ada orang yang manis, baik, ramah, setia, pengertian, dan perhatian, tetap semakin dewasa aku sadar bahwa untuk berhubungan dengan orang lain, nggak cukup dengan enam sifat itu. 

Mengorbankan Kenyamanan

Image
Sepuluh bulan tahun lalu mati-matian kuhabiskan waktu untuk berusaha, menunggu dan berdoa demi kebahagiaan lahir-batin dan kehidupan normal tanpa beban. Selama itu pula, aku nggak bisa tidur dengan nyenyak.  Ke manapun aku pergi, selalu dihantui perasaan tak nyaman. Tidak nyaman dengan nasib yang tak pasti. Tidak nyaman karena merasa seperti dipermainkan oleh takdir.  Hari-hari kelam. Lelah, capek, frustrasi dan depresi udah kayak makanan sehari-hari.  Memasuki bulan kesebelas keinginanku terkabul. Untuk pertama kalinya dalam sepuluh bulan, aku bisa menutup mata dengan tenang. Bisa tersenyum lebar tanpa cepat-cepat menyudahinya karena ingat akan beban yang ada. Perasaan nggak nyaman seolah berubah menjadi kapas. Ia terbawa angin jauh sekali. Memasuki bulan terakhir di 2016 aku merasakan puncak kebahagiaan hakiki yang setahun ini seperti menjauh dari kehidupanku.  Mungkin melihat betapa bahagianya aku berada di sana, seseorang pernah bertanya padaku, "Apa yang biki

[ASAL REVIEW] Elegi Rinaldo, karya Bernard Batubara

Judul: Elegi Rinaldo No. ISBN: 9786026051400 Penulis: Bernard Batubara Penerbit: Falcon Publishing Tanggal terbit: Desember, 2016 Jumlah Halaman: 204 Jenis Cover: Soft Cover Kategori: Romance Elegi Rinaldo berisi cerita tentang seseorang berambut kribo bernama Rinaldo yang  memiliki sudut pandang berbeda tentang pernikahan. Jika semua orang ingin menikah, saling berbagi kasih sayang dan bahagia bersama pasangan hidup kemudian menua lalu terpisah karena maut.  Bagi Rinaldo, pernikahan adalah sesuatu yang konyol. "Demi imbalan macam apa dia mau memerangkap dirinya dalam penjara yang dinamai pernikahan? No, not in my entire life, not in this life , Aldo punya hidup normal sendiri dan dia tidak mau merusaknya." - Hal. 11 Karena pendapatnya itulah sampai ia menginjak 28 tahun, Aldo belum menikah dan tak memiliki kekasih hati. Suatu hari, Rinaldo bekerja sama dengan Jenny, wanita yang Aldo kira akan memberatkan dan menghambat pekerjannya. Tetapi secara kebetulan be

Kangen Jogja

Postingan pertama di 2017 (masih dengan mencuri-curi waktu di sela-sela waktu kerja)😆 Wacananya aku pengin posting highlight 2016 dan ingin memposting resolusi di 2017 kayak tahun lalu. Tapi apalah daya, aku yang sudah menjadi wanita karir sejati yang waktu libur harus dimanfaatkan dengan baik dengan tidur, ditambah dengan pengaruh hormon males gegara kedatangan tamu bulanan bikin aku sama sekali enggak bernafsu buka laptop buat menulis. Padahal hutang review juga belum kelar. 😢 Baca juga: Moments from 2015 Malam tahun baru kemarin seperti biasa, aku nggak kemana-mana. Agak kesal juga, karena sebenernya aku sudah ada rencana mau keluar, tetapi nggak dibolehkan karena berbagai alasan. Pft.   Balas dendam karena malemnya nggak keluar, tanggal 1 Januari 2017 sekitar pukul 9-an aku keluar rumah. Bukan murni karena balas dendam juga, sih. Aku keluar karena ada keperluan yang mengharuskan aku untuk ke Malioboro. Kakak kelasku semasa SMP akan berlibur ke Jogja karena itu