Posts

Showing posts from March, 2018
Image

3 Things Magical

14 Menit sebelum hari Rabu.  "Rasa  dan Realita." Apa itu? Penjelasannya bisa kamu cek sendiri di video ini.   Intinya, apa yang sedang kita rasakan akan berpengaruh sama realita yang bakal kita dapatkan. Kalau punya rasa yang baik, maka hal yang baik juga yang aka terjadi dan begitu sebaliknya.  Karena nggak ada namanya 'kebetulan', semua yang terjadi sama kita baik atau buruk, adalah feedback dari rasa yang kita pancarkan kepada semesta.  Dua minggu lalu, dalam seminggu aku merasa merasa sangat-sangat beruntung. 3 hal ajaib terjadi, mungkin bagi bebrapa orang terlihat suatu 'kebetulan' atau hal-hal yang biasa terjadi. Tapiii, buat aku adalah hal yang luar biasa karena dalam saat ini aku merasa bisa mengendalikan nasib yang mana dengan kekuatan macam itu, bahkan aku bisa membuat Aang menang tanpa menguasai pengendalian api, air, bumi dan udara.  Pertama,  Pekerjaanku waktu itu sedang keteteran sekali, karena aku harus melaksanakan 2

Better

Image
Sepanjang hidup, aku enggak pernah merasa terinspirasi ini. Aku ini generasi twitter, segala informasi kuakses dari twitter. Sempat move ke Path, yang akhirnya ku-uninstall.  Sama juga kayak Instagram.  Sign out dari instagram adalah hal yang sebenarnya aku takutkan-karena takut nggak up to date lah, takut ga melek teknologi,  takut kalo punya foto bagus nggak mau diposting di mana, takut ini-itu. Kemudian, pada satu titik aku bener-bener bertekad buat sign out. Ajaibnya, udah hampir 3 bulan aku nggak buka instagram milikku dan aku masih hidup.  Ketakutan kemarin itu nggak terbukti. Aku jadi sadar kalau hadirnya Path atau Instgram ternyata nggak ngaruh-ngaruh amat buat hidupku. Aku butuh karena dia ada, kalo nggak ada, ya nggak papa juga. 

MATAMU!

Bikin orang kesal dan menjadi menyebalkan itu menyenangkan, saya tahu. Saya juga tahu, respon saya kalau dibikin kesal itu menggemaskan sekali, makannya banyak orang yang suka bikin saya kesal.   Kadang orang bahkan sampai lupa bahwa dia udah kelewat batas. Sikapnya yang menyebalkan berubah menjadi semena-mena waka-waka eo. Dan ketika itu terjadi, polisi bawah sadar saya seperti siap siaga, dia tahu bahwa sikap menyebalkannya itu sudah kelewat batas dan dorongan dari hati yang paling dalam, rasanya setiap orang itu ngomong pengen aja saya jawab, "MATAMU!".  Bukan, kata-kata itu tidak diproses oleh otak saya. Dia langsung muncul dari dalam diri, jadi saya nggak bisa mengontrolnya.  Kadang saya juga merasa terlalu baik, saya selalu berpikiran kalau orang juga merasakan hal yang sama, mungkin dia menyebalkan marena dibikin kesal sama orang lain. Mungkin kami berdua ini sebenernya korban.  Atau... Saya berprasangka bahwa semua yang dilakukan dengan tujuan yan