Posts

Showing posts from March, 2016

Ini Yang Kurasa Padamu, #L

Bagaimana bisa kamu menjadi orang yang benar benar ingin kubenci? Sementara, dulu begitu dalam aku menjatuhkan hati.  Hatiku menolak pergi, tetapi kenyataan terlalu menyakiti.  

Belum Bisa Lupa

Image
Satu-satunya yang aku hindari adalah terbangun tengah malam. Kau tahu mengapa? Karena pada tengah malam bukan hanya inspirasi yang datang, tetapi juga kenangan. Semalam itu terjadi. Semua yang pernah kita lewati memaksa untuk diingat, tanpa bisa kubantah. Tentangmu. Tentang kita. Semuanya. Dan kusadari, semuanya masih lekat. Dan kusadari, rasaku masih tak berubah. Dan kusadari, selama ini aku tidak membuangmu, tidak seperti yang kaulakukan padaku. Sampai aku tiba di titik ini, "ini sudah berminggu-minggu, jangan bersedih lagi. dia saja sudah menjalani hidupnya, tanpa merasa kehilanganmu sedikit pun. masa kamu terus-terusan seperti ini?" Ya, Aku tahu. Jadi, aku memaksakan diri untuk melanjutkan tidur... Dengan air mata. -ZAS

Ketika Aku Bicara Tentang Perasaan

Aku mungkin bukan yang paling tepat mengatakan hal ini kepadamu. Aku tak ahli dalam urusan perasaan. Perasaan tentu hanya hati yang tahu, tetapi hatimu sedang lumpuh, kan? Karena itu aku yang menggantikannya. Jadi, dengarkan aku sekali ini saja.  Sudahlah, jangan bersedih lagi. Dia pergi dengan kemauannya, ia memilih untuk meninggalkanmu di saat kau masih sayang-sayangnya. Dia memilih untuk menjadi salah satu dari sekian yang telah mengecewakanmu. Bukan kau yang memintanya untuk pergi. Bukan kau pula yang menyebabkan dia pergi. Berhenti mencari-cari kesalahanmu sendiri. Kau tidak pernah salah dalam mencintai, kesalahanmu satu-satunya adalah kau terlalu mencintainya. Sehingga kau merasa semua ini—kegagalan hubungan kalian, tak lain berasal dari dalam dirimu.  Bukannya kau tidak berjuang. Bukannya kau tidak mencoba untuk bertahan dari semua pengabaian, kesakitan dan penderitaan batin yang kauterima. Aku tak meragukan kekuatanmu dalam hal itu, tetapi kau bukan Tuhan, semu

Sesekali, Aku Ingin Menjadi Kamu

Image
Sesekali, aku ingin menjadi kamu. Menjadi seorang yang dirindukan, meski kamu tak pernah merindukan atau bahkan kau tak ingin membuang waktumu yang berharga itu untuk sekadar mengingat, apalagi merindukan. Kamu bukannya tidak tahu. Kamu tahu, tapi kamu memilih mengabaikannya. Sesekali, aku ingin menjadi kamu. Menjadi seorang yang diperjuangkan, meski kamu sendiri tahu bahwa kamu bukanlah seorang yang pentas diperjuangkan. Kamu membiarkan seorang terus berjuang untukmu, meski kamu tahu ia akan mati oleh perjuangannya itu. Kamu tahu, tapi kamu memilih diam dan membiarkan dia mati. Sesekali, aku ingin menjadi kamu. Menjadi seorang yang tak pernah peduli kepada orang yang selalu tulus menyayangimu. Yang selalu bersusah payah hanya untuk membuatmu tersenyum. Yang rela menukar apa pun miliknya dengan kehadiranmu di sampingnya. Kamu tahu, tidak ada lagi usahanya yang membuatmu tersenyum. Kamu pun tak sudi lagi bertemu dengannya.

[CERPEN] Bagimu, Kita Hanyalah Dua Orang Asing

Image
Kita bertemu lagi malam ini. Rasanya aku ingin menghambur ke pelukanmu ketika untuk pertama kalinya setelah sekian lama tak saling bersapa muka. Tapi itu tidak kulakukan tentu saja. Aku hanya menyunggingkan senyum lebar yang selalu kuperlihatkan padamu, memberimu kode bahwa aku masih aku yang dulu—yang selalu bahagia dengan pertemuan kita. “Ke mana kita?” katamu. “Ke mana saja, asal denganmu.”  inginku mengatakannya. “Makan, ya? Aku laper.”  Kamu mengangguk pelan dan melajukan sepeda motormu. Sedangkan aku, yang berada di jok belakang hanya terdiam terpaku melihat punggungmu yang kokoh. Lagi-lagi aku harus mendengar perdebatan antara pikiran dan hati, ini kesekian kalinya mereka berdebat setiap kita bertemu. “Aku ingin bersandar di punggungnya.” “Jangan bodoh!” sergah pikiranku.  Kutarik kembali kepala yang sudah  siap untuk bersandar di punggungmu itu. Aku mundur beberapa senti sampai tubuhku berada di ujung jok. Aku menatap jarak kosong di antara kit

Tadi Parkir Di Mana?

Image
Aku paling nggak bisa menghapal tempat aku parkir, apalagi parkir di antara motor yang banyak berjejer-jejer. Seperti kalo kita parkir di basement mall.  Aku selalu mengandalkan orang atau teman yang pergi bersamaku untuk menghapal hal macam ini. Tapi kalau aku terpaksa sendiri dan parkir di basement, aku sengaja mencari tempat strategis dan menandai tempat itu. Biar nggak salah tempat.  Cara tandainnya biasa aja sih, diliat terus diinget, nggak kayak kucing yang ngendus-ngendus terus gesek-gesekin bokongnya di tempat yang ia tandain. Meski kalo boleh dilakukan kayaknya aku bakal milih ngendus-ngendus itu motor dan daerah sekitarnya, soalnya menurut penelitian indra penciuman itu lebih mudah diingat dari pada penglihatan. Tapi kalo aku ngelakuin itu, tentu aja aku dikira siluman srigala.  Ini bukan ceritaku sih, meski aku sering juga lupa parkir motor, padahal aku udah berusaha mengingat semampuku. Tapi aku nggak sepolos  dua temanku yang bakal aku ceritain ini.  Mereka be

Mencari Sisi Mistik Lawang Sewu

Image
Sebelum memulai menulis dan membaca, ada baiknya kita mengucap basmallah terlebih dahulu, sebagai tanda syukur kepada Allah SWT ta’ala yang JAGO banget bikin terharu karena hal-hal kecil yang bisa bikin bahagia.  Bismillahhirrohmanirrohim… Hari ini (tanggal 09 Maret 2016), adalah tanggal merah. Artinya hari ini aku nggak perlu ke kantor dan nggak perlu merasa bego karena ilmu yang kupunya ternyata kurang banget untuk diterapkan di kantor. Oh ya, hari ini juga lagi rame-ramenya Gerhana. Entah Gerhana Bulan entah Gerhana Matahari, tapi yang katanya hanya terjadi setiap 300 tahun sekali dan hanya dilewati Indonesia. Jadilah Indonesia demam gerhana. Ada yang rame-rame melihat gerhana. Ada yang sholat gerhana juga.  Dan aku termasuk orang yang bangun kesiangan, jadi nggak dapet keduanya.

1000 Kali Patah Hati

Image
Aku patah hati. Lagi.  Setelah beberapa minggu aku bersikeras untuk bertahan, dan memperjuangankan rasaku untuknya dengan ‘berdarah-darah’.

Ketololan Awal Magang

Image
:" Penyesalan selalu datang terakhir.  Emang. Kalo datang duluan namanya pilek, yang datang duluan sebelum demam menyerang. Halah. Jadi kemarin, tanggal 1 Maret 2016 adalah hari pertama aku magang di CV *piip*, perusahaan yang terletak di daerah pelosok dan miskin sinyal di Semarang.  Menurut pengarahan Mas Conan, jam kantor adalah jam 9 pagi hingga jam 5 sore. Karena kosku hanya berjarak 500 meter dari kantor, jam setengah 9 aku baru mandi dan jam 8.55 aku baru angkat kaki dari kos. Begitu pun, aku masih jadi orang yang pertama datang ke kantor—setelah Mas Conan. Mas Conan tempat tinggalnya di kantor, jadinya dia selalu jadi orang pertama yang hadir ke kantor.