Hal Penting yang Harus Diketahui Sebelum Resign
Aku sempat kesal dan menyayangkan dengan orang-orang yang memutuskan untuk resign dari pekerjaannya.
"Kenapa harus resign, sih? Padahal di sini kan bahagia-bahagia aja..."
"Kurang enak apa sih?"
"Apa sih yang kamu pikirkan sampai harus resign segala?"
Makin ke sini, aku semakin nggak peduli amat dengan alasan orang yang pengen resign. Aku hanya percaya, keputusan itu yang terbaik buat mereka.
Kepercayaan yang kupunya setelah aku sendiri yang resign.
Sekarang aku memiliki respon berbeda terhadap orang-orang yang minta pendapat atau cerita kalau dirinya mau resign. Beberapa hal selalu kusampaikan, hal penting yang harus diketahui sebelum resign:
Cari alasan untuk enggak resign.
Ketika kamu cari alasan buat resign, kamu bakal nemu buanyak banget.
"Pressure-nya gede" "Nggak passion, lah." "Gajinya kecil, lah." dan seterusnya dan seterusnya.
Coba sekarang kamu balik, cari alasan untuk tetap di sana. Nggak perlu resign. "Lingkungan kerjanya asik." "Kamu jadi orang yang lebih baik." "Tempatnya nyaman." "Bosnya welcome.."
Kalau alasan-alasan untuk nggak resign mampu bikin kamu tetap di sana, stuck on it. Karena kalau kamu di pekerjaan baru, belum tentu kamu nggak menemukan hal-hal yang jadi alasan kamu resign.
Siap dengan segala kemungkinan.
Meninggalkan tempat yang udah jadi rutinitasmu setiap hari. Meninggalkan kebiasaan-kebiasaan dan mulai dengan kebiasaan baru. Hal-hal remeh di sela-sela pekerjaan yang bikin kamu terhibur. Lingkungan baru yang mungkin berbeda jauh dengan lingkungan kerjamu dulu. Mulai dari awal, kenalan lagi. Pendapatan nggak lebih besar dari tempat lamamu. Kangen dengan hal-hal yang sudah bikin kamu terbiasa di kantormu yang lama. Budaya perusahaan yang berbeda, bahkan mungkin berlawanan. Hal-hal kayak gitu harus kamu pahami dan siap kamu hadapi.
Enggak nunggu dapet panggilan pekerjaan lain, baru resign.
Mungkin beberapa orang mencari-cari pekerjaan baru seraya masa-masa terakhirnya di pekerjaan lama. Buatku, ini bukanlah hal yang paling penting dilakukan. Bukannya resign artinya kamu punya waktu jeda buat menikmati waktu senggangmu, semacam me time, gitu?
Ngelakuin hal-hal yang nggak sempat kamu lakukan pas terikat dengan pekerjaan. Nggak salah kan, ambil waktu kosong dua minggu atau sebulan?
Tetap dengan performa terbaik.
Udah mau resign, kerjaan berantakan. Jarang masuk. Suka telat, pulang lebih awal. Kamu setuju, kan hal itu bukan hal yang baik? Jadi tetap dengan performa terbaikmu, lakukan yang terbaik. Tunjukan kalau kamu pekerja yang profesional pada siapapun.
Resign karena mau urus bisnis.
Kamu boleh resign ketika bisnismu itu bisa memberikan pendapatan minimal 5x lipat dari gajimu.
Buat menjalankan bisnis kamu nggak hanya menghidupi dirimu sendiri. Kamu punya pendapatan yang harus diputar tiap harinya. Biaya untuk produksi, biaya untuk marketing, biaya untuk sewa tempat, biaya untuk karyawan, plus biaya untuk hidupmu sendiri. Kalau kamu nggak yakin pendapatan dari bisnismu mampu memenuhi itu semua, mending buang jauh-jauh pikiran alasan resign karena mau urus bisnis.
Yakinkan diri kalau kamu nggak bakal menyesal.
Terakhir dan yang paling penting yang harus diketahui sebelum resign: Kamu harus yakin dengan keputusanmu. Shalat istikhara, ini penting banget.
Aku butuh waktu 4 bulan untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa resign adalah keputusan yang tepat. Kamu harus yakin kalau keinginan resign itu berasal dari dirimu sendiri, bukan karena ikut-ikutan. Sering terjadi nih, di suatu tempat entah bagaimana dalam satu waktu banyak orang yang resign. Lalu kantor jadi sepi dan kamu berpikir udah nggak asik lagi, lalu kamu kepikiran buat resign juga. NO! Hal kayak gitu bukanlah sesuatu yang baik untuk dijadikan alasan kamu resign. Take a responsibility of yourself.
Yah, resign itu buat aku sebuah keputusan besar. Mungkin sebanding dengan keputusan buat nikah. Keputusan milih jurusan kuliah. Yang jalanin kamui sendiri dan bisa mempengaruhui seumur hidup. Keputusan yang mungkin kalau salah, nggak bisa diperbaiki lagi. Makannya aku nulis ini, mungkin ada beberapa orang yang bingung, cari pendapat sana-sini semoga tulisan ini bisa mencerahkan. Hehe.
Yah, resign itu buat aku sebuah keputusan besar. Mungkin sebanding dengan keputusan buat nikah. Keputusan milih jurusan kuliah. Yang jalanin kamui sendiri dan bisa mempengaruhui seumur hidup. Keputusan yang mungkin kalau salah, nggak bisa diperbaiki lagi. Makannya aku nulis ini, mungkin ada beberapa orang yang bingung, cari pendapat sana-sini semoga tulisan ini bisa mencerahkan. Hehe.
Comments
Post a Comment