Masalah Waktu
Seseorang menepuk pundakku. “Ran! Kamu ketua panitia Persami, kan?” Aku membalikkan punggungku, ternyata Nadia. “Iya.” jawabku. “Besok jadi rapat, kan ya?” tanyanya lagi. “Jadi.” “Di ruang berapa?” “Sebelas..” “Ehmm Ran, pesertanya—“ “Peserta rapat hanya untuk ketua dari masing-masiing divisi.” tandasku. Aku tahu yang ingin ditanyakanya. Pertanyaan yang selalu sama di setiap event. Raut wajah yang selalu sama di setiap pertanyaan yang sama. Ya, aku hapal semua, bahkan sejak aku masih duduk di sekolah menengah pertama. Nadia. Salah satu temanku dari SMP hingga SMA. Aku memang tidak terlalu—bahkan sangat tidak dekat dengannya. Aku berbicara dengannya hanya saat-saat seperti ini, saat aku menjadi ketua panitia dan dia menjadi sekretaris. Dan entah karena memang kami ‘berjodoh’ atau karena apa, sejak menginjak bangku SMA, dalam setiap kegiatan sekolah ak...