Posts

Showing posts from August, 2012

Cobaan Move On

Hayoo siapa yang langsung galau pas baca judulnya? Tenang aja, kamu nggak sendirian kok, aku yang nulis aja, pas lagi galau -_- Tanya aku dong, galau kenapa.. Mau tau, mau tau? Merapat, merapat... Jadi, aku itu galau soalnya... jangan kasih tau siapa-siapa ya.. aku galau soalnya banyak yang naksir aku._. Ahahahak, bo'ong-bo'ong, walaupun emang banyak yang naksir aku, tapi aku nggak galau kok. Jadi gini,  aku, Kayaknya Sepertinya Dan Semoga Saja Tidak , Gagal Move On -_- Ketawa? Seneng? Bahagia? Huhuhuhu.. *nangis di pojokan* Cobaan move on itu ngalah-ngalahin cobaan nafsu, haus dan lapar pas bulan puasa lhooo. Aku udah melakukan riset pada diri sendiri soalnya ._. Pas bulan puasa itu, aku baik-baik aja, nggak galau nungguin kapan lebarannya. Nah, masak move on, belom sampe sebulan, udah galau lagi sih -_- Untungnya nggak ada ada ayat yang menjelaskan gini "diwajibkan atas kamu untuk move on bagi yang menyukai pacar orang"  Kalo ada, pasti aku udah masuk neraka gara-g

BACK TO THE PAST [Zulaikha Amalia Siregar]

Judul: Dendam Cahaya matahari menerobos masuk melewati celah-celah tirai yang terdapat di kamar Diego, hal itu membuat Diego terbangun dari tidurnya. Badannya lelah luar biasa karena ‘kegiatan’ yang dilakukannya semalam bersama Cassandra, wanita yang baru dipacarinya seminggu yang lalu. Diego kemudian memutar tubuhnya menghadap Cassandra yang masih terlelap. Diego memandangi Cassandra yang tubuhnya hanya terbungkus dengan selimut, lalu Diego menyentuh wajah Cassandra lembut, wajah yang sempurna. Hidung mancung, kulit wajah yang putih merona dan mulus tanpa jerawat, alis mata yang tebal dan bibir merah muda yang tipis, benar-benar sempurna dan menggoda. Sedetik kemudian, untuk kesekian kalinya Diego mengecup bibir Cassandra.

Tanggung Jawab

Beberapa tahun yang lalu, dalam suasana yang sama, air mata mengalir dengan mudahnya. Tidak ada rasa malu yang ditanggung, karena adalah hal yang wajar, menangis saat kita berpisah dengan orangtua yang jika Tuhan mengizinkan mereka akan bertemu lagi dan itu pun entah kapan waktunya.  Sekarang, memang tidak ada air mata yang keluar. Berkali-kali kulihat ia menghentakan napasnya kuat. Lama kuperhatikan raut wajahnya yang sendu saat ia menciumi wajah ibu dan ayahnya yang hendak 'pergi' itu. "Ubahlah sikap belajarmu selama ini. Ayah yakin kamu bisa." ujar ayahnya. Dia hanya mengangguk. Aku tak yakin dia benar-benar 'memahami' kalimat yang dilontarkan kepadanya barusan. Tak lama kemudian, kudapati diriku tersenyum melihatnya. Akhirnya aku tahu, apa yang membuatnya sedemikian kusut. Ia ditinggalkan sesuatu yang besar oleh orang tuanya. Sesuatu yang sebenarnya untuk kebaikannya di masa mendatang nanti. Sesuatu yang membutuhkan kesunguhan dan katekunan. Dia ditin

:3

Hei dua puluh ribu.. ada di mana kamu sekarang? Dua puluh ribu yang masih baru.. ada di mana kamu sekarang? Dua puluh ribu yang tertulis "010312 <3" di salah satu sudutnya... ada di mana kamu sekarang? Aku kangen... sama yang ngasih ._.v