Posts

Showing posts from January, 2012

Dan sekarang...

Baru baca pos-posanku yang kemaren-kemaren, asli! kenapa aku bisa galau sampe segitunya? Hahaha, seharusnya, sampe sekarang pun kalo dipikirin bisa buat aku galau lagi. Tapi, sekarang udah harus beda, Geng. Dua minggu terakhir ini memang aku bisa ngilangin rasa galau yang sempat lengket di jiwa ragaku dan semoga gak ada lagi deh di hidup seorang ZULAIKHA AMALIA SIREGAR yang namanya galau. Aku males dan capek kalo harus membiarkan galau terus buat aku tunduk. Dan sekarang.. hidup harus terus berjalan. Apapun yang terjadi, apapun yang ku perbuat, aku enggak boleh nyesel trus galau-in itu, namanya juga hidup, ya harus penuh risiko. Apa enaknya jalani hidup yang lurus, mulus kayak jalan tol? Mungkin aku berbahagia sekarang, tapi aku enggak akan biarin bahagia itu hilang, ada atau tanpa kamu. Karena aku yakin, Tuhan sudah mempersiapkan kebahagian untuk aku, kamu, dan kita semua :D

Kakak-kakak Ku Sayang :D

Tak pernah ku ingkari, aku emang pernah jengkel, sebel, dan marah sama kedua kakakku, sering malah -_- Sebagai anak bontot yang jaraknya sangat jauh dari kedua kakakku, tentu saja aku menjadi sasaran empuk di saat mood mereka buruk. Ya bukan itu saja sih, waktu seumuranku dibanding mereka hidupku jauh lebih 'enak'. Bayangkan saja, sejak SMP aku sudah menggenggam yang namanya handphone. Bukan karena perkembangan jamannya yang menjadi permasalahan mereka, tapi kenapa? Prestasi ku jauh dibawah kakak-kakakku, tapi kenapa yang diberi   fasilitas lengkap juga aku? Logikanya, kita akan diberi apa yang kita inginkan, jika kita bisa membanggakan orangtua, tentunya lewat prestasi.

g.a.l.a.u

~Malaikat di sampingku mengingatkan tinggalkan dirimu Setan pun di sampingku menyuruhku untuk bersamamu Ku cinta kau, ku cinta kau Tapi kau tlah ada yang memiliki Ku tak bisa, ku tak bisa Tinggalkanmu ataupun bersamamu~ Sebenarnya urusannya gampang, tinggal memilih aku ingin mendengarkan siapa? Malaikat atau Setan? Dan lagi-lagi aku, dan hanya aku yang mempersulit semuanya. Aku tau, cukup tau, dan terlalu bodoh memikirkan ataupun menangisi hal-hal seperti ini. Tapi buktinya? Oke, dalam keadaan ini aku memang  BODOH  Aku melakukannya, hal-hal yang bodoh tadi. Aku terlalu naif jika aku mengatakan "Aku baik-baik saja." Karena kenyataannya aku memang tidak baik. Dan tadi aku sempat berpikir, untuk menjauh dari hidupnya, ya, benar-benar menjauh. Bukankah dia juga sudah melakukannya padaku? Lalu apa lagi yang aku takutkan? Aku ingin 'mengikhlaskan' semuanya dengan cara menghapus semua tentangnya yang masih aku simpan sampai sekarang. Mulai dari pesan pertama

Do Re Mi

Baru saja Dodo hendak menegak minuman botolnya, tiba-tiba Mimi  menyambar botol berisi air putih itu. “Hei!” Dodo menatap Mimi geram. Mimi tersenyum jahil, tapi Dodo tetap saja menatap Mimi datar. Senyum Mimi memudar berubah menjadi muka masam. “Biasa aja kali, Do.” Mimi mengembalikan botol minuman ke tangan Dodo dengan kasar.             Dodo melihat punggung Mimi yang mulai pergi menjauhinya sambil mengegelengkan kepalanya beberapa kali. “Berantem lagi?” tanya Rere yang datang tiba-tiba. Dodo mengangguk. “Iya, taulah, dia emang enggak selalu gitu,” Rere menepuk pundak Dodo lalu menyusul Mimi. ***             “Mi, apa sebenarnya kamu sayang sama Dodo?” tanya Rere ragu-ragu. Mimi tersentak. “Kelihatannya?” “Entahlah, tak ada bedanya saat kalian dulu.”

Semakin Jauh

Pernah menyadari saat kita dijauhi seseorang? Ya, aku merasakannya saat ini. Aku dijauhi, dijauhi oleh seseorang yang menyedot perhatianku beberapa bulan ini. Aku sangat merasa, sangat sadar kalau aku sedang dijauhi. Tak ada lagi pesan yang ku terima darinya, tak ada lagi hinaan mentah yang biasanya ia berikan padaku dan tak ada lagi sesuatu yang biasa ia berikan untukku. Aku SADAR akan itu T_T . Dia tak seperti dulu, itulah kesimpulan yang ku dapat. Dari dulu, sebisa mungkin aku berusaha untuk tak mengharap lebih, dan memang aku tak mengaharap lebih, tapi bukan dijauhi yang ku inginkan :( iini lebih menyakitkan daripada melihatmu dengannya. Sepertinya aku tahu penyebabnya... bukan, bukan DIA! tapi AKU! Ya, kebodohanku lah yang menyebabkan semuanya mengalir begitu saja, semuanya terjadi begitu saja. Hingga akhirnya dia mempertegas semuanya dan mulai menjauh dariku. Oke! HARUS aku TERIMA! 

Pertempuran Hati

A: Ayo, menangislah, tumpahkan segala kekesalanmu.. B: Dasar bodoh! Menangis hanya membuang waktumu saja. A: Yakinlah, menangis akan membuatmu merasa lebih baik. B: Apa kau tak berpikir? Air matamu akan terkuras hanya untuk hal yang tak ada manfaatnya. Lalu? Jika seperti itu, akankah kau merasa lebih baik? A: Jika kau menangis, kekecewanmu akan jatuh seiring air mata yang jatuh ke pipimu. B: Hei! Air matamu akan sia-sia. Kekecewaanmu tak akan hilang hanya karena kau menangis. A: Kau tahu, saat kau menangis, kau akan mengingat semua hal yang membuatmu kecewa. Dengan begitu, kau akan berjanji tidak akan mengulangi 'hal' itu. Maka, tidak akan ada lagi kecewa di tempat yang sama. B: Jangan jadi orang tolol yang meratapi masa lalu!   A: Menangis adalah perasaan, bukan otak. Perasaan yang membuat kita bisa menangis.Tak ada yang menginginkanmu terus jatah di jurang kekecewaan.  B: Tapi waktu tak akan berhenti hingga kau berhenti menangis. Bangunlah! Apa kau bisa membuka matamu?Jangan