Posts

Showing posts from 2013

2013 itu...

Tahun sibuk. Tahun perjuangan. Tahun metamorfosis. Tahun cinta. Sekaligus tahun putus cinta . Flashback ke tiga bulan pertama—Januari, Februari, Maret—bener-bener ngerasain ‘perjuangan’ yang sebenernya. Tiga bulan sebelum 15 April. Tiga bulan yang tiap malemnya penuh dengan kopi. Tiga bulan yang hanya menyisakan waktu tidur 3 jam setiap harinya. Tiga bulan yang isinya cuma belajar dan pendalaman materi. Tiga bulan di mana buku jadi bagian dari tubuh, sampe dibawa-bawa tidur, sampe dibawa-bawa ke kamar mandi. Tiga bulan yang harus menahan nafsu buat baca novel atau internetan (eh, enggak juga, sih). Tiga bulan yang penuh dengan rumus. Tiga bulan yang terseok-seok lantaran kocar-kacir ngejer materi. Tiga bulan makanannya kertas A4 yang isinya soal beserta pilihan jawabannya. Tiga bulan penuh tekanan dan keringat, hanya untuk sekadar mendapat pernyataan “LULUS”. Dan tiga bulan yang penuh dengan motivasi dan semangat. Semangat dari—ah, sudahlah.

There Is No Way To Run

Ning stasiun balapan.. Kuto solo sing dadi kenangan.. Kowe karo aku.... Aku tak bisa menahan senyumanku ketika suara Didi Kempot yang menyanyikan lagu Stasiun Balapan tersebut terdengar. Aku bukan penggemar campursari , satu-satunya lagu jawa yang aku tahu hanya Stasiun Balapan. Bahkan aku tak tahu Didi Kempot adalah seorang penyanyi jawa kondang sebelum aku diberitahu kalau dialah yang menyanyikan lagu Stasiun Balapan itu. Maklum saja, darah jawa tidak mengalir di darahku. Dari aku lahir sampai aku menduduki sekolah menengah atas, aku hidup di Medan. Ada yang bilang, seorang keturunan batak suka sekali merantau untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Mungkin itulah sebabnya, ayahku termotivasi untuk menyuruhku melanjutkan kuliah di luar kota, dan aku memilih kota Solo karena Solo dekat dengan Jogjakarta. Kakakku kandungku menetap dan berkeluarga di Jogjakarta.

Hilang

Terlalu berlebihan sepertinya, jika aku terus-menerus berputar dalam ingatan tentangnya. Dia bukan siapa-siapa. Dia bukan apa-apa. Dia tidak pernah melakukan hal yang seperti ‘orang yang kuanggap harga mati saat ini’ lakukan kepadaku. Dia belum menjadi orang yang sangat berpengaruh dalam hidupku. Kecuali dia membuatku merasakan indahnya cinta yang tidak bertepuk sebelah tangan. Kecuali dia menjadi orang yang smsnya kutunggu setiap pagi, siang dan malam. Kecuali dia yang selalu mengingatkanku makan dan jangan minum es. Kecuali dia yang membuat aku ngerasa diperhatiin. Hanya itu. Dan semuanya bersifat sementara, 2 bulan 13 hari. Aku ngerasa berdosa kalo inget-inget tentang dia. Ada sesuatu di dalam otakku yang selalu berontak tiap aku pengen galauin atau sekedar kangen sama dia. Mungkin di saat seperti ini lah hati harus mengalah pada otak. Hati harus membiarkan otak melakukan tugasnya menghapus sakitnya hati yang kurasakan. Aku berpikir nggak seharusnya aku nangisin dia. Dia nggak nga

saya (harap) baik-baik saja

Munafik, kan, kalo aku ngomong, “aku baik-baik aja.” ? Ya mungkin aku nggak bakal bilang aku munafik kalo setiap bangun pagi aku nggak nangis karena inget kata-katamu, “aku sayang kamu. Mau nggak jadi pacarku?” atau “kamu jangan pernah pergi dariku, yah.” Atau yang paling kampret, “kita udahan aja, ya. Kamu harus kuat. Kamu boleh kok benci sama aku, biar kamu bisa lupa sama aku..” Tapi ternyata, setiap pagi aku ngeliat kaca, di sana ada cewek yang mata dan hidungnya merah dengan bekas air mata di pipinya. Aku nggak bakal jadi orang yang munafik, kalo aja aku ngerespon temenku pas dia lagi ngomong samaku, bukan malah diem dan melamun dengan perasaan dan pikiran kosong. Tapi ternyata, aku selalu diomelin temenku gara-gara aku diminta pendapat sama temenku dan aku cuma bisa bilang, “emang tadi kamu ngomong apa?” -_- Sebenernya, kata-kata “aku baik-baik aja,” yang meluncur dari mulutku bukan bentuk dari perasaan yang aku rasain saat itu, melainkan itu kata-kata pengharapan. Aku be

FAIL

Hell, yeah! Aku belum sempat nulis apa-apa tentang itu orang. Aku belum sempat nulis ‘teks-panjang- romantis’ buat dia. Dan aku belum sempat jadiin dia inspirasi buat ceritaku... Tapi dia udah pergi. Tapi dia udah  jauh. Tapi dia udah nggak perduli. Menurut twitternya Psikologi Indonesia, menulis itu bisa jadi penyembuuh pas kita patah hati. Iya, aku udah banyak banget nulis tentang dia. Sayangnya, bukan menulis tentang ‘indahnya menjalani hidup berdua’ tapi, ‘nyeseknya aku tiap ingat kamu’ Yaa... apa bedanya lah, setidaknya aku produktif menulis lagi setelah beberapa bulan nganggur. Walaupun isi tulisannya enggak ngenakin, dan walaupun pas nulis aku terpaksa mengeluarkan air mata di bagian-bagian tertentu... huft  Eng... Hal yang paling aku hindari sekarang itu adalah dengerin lagu yang berpotensi buat aku kejang-kejang sampe mati, kayak lagunya Yovie n Nuno yang Sempat Memiliki . Lagunya Secondhand Serenade yang Broken , atau yang Fall For You . Lagunya Maroon 5 yang Just

move back

dalam waktu dekat bakal balik lagi kesini :") saya nggak kuat kalo harus stuck di wordpress.com ... otak saya nggak kuat saking ribetnya :| 

pindah

Haiiiii!! Blog-nya Zulaikha  Amalia Siregar pindah ke sini, yaaa :)
Tuhan punya rencana. Apa pun kesedihanmu, ada tangan-Nya disana. Kesenanganmu,tentunya kau percaya, Dia juga ada di sana. Apa pun itu, syukuri sajalah :)

Dear God - Avenged Sevenfold

A lonely road, crossed another cold state line Miles away from those I love, purpose hard to find While I recall all the words you spoke to me Can't help but wish that I was there Back where I'd love to be, oh yeah Dear God, the only thing I ask of you Is to hold her when I'm not around When I'm much too far away We all need that person who can be true to you But I left her when I found her And now I wish I'd stayed 'Cause I'm lonely and I'm tired I'm missing you again, oh no... Once again There's nothing here for me, on this barren road There's no one here while the city sleeps And all the shops are closed Can't help but think of the times I've had with you Pictures and some memories will have to help me through, oh yeah Dear God, the only thing I ask of you Is to hold her when I'm not around When I'm much too far away We all

Bulan Masa Depan

Hai. Saya kembali... Kemarin saya nge pos  sesuatu yang kampret banget -_- Tapi ya sudahlah, saya tidak mau membahas itu. Walaupun, sepertinya akan menyerempet ke situ juga -_- Pertama, saya ingin mengucapakan SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA :3 maafkan segala kesalahan saya, ya.... Oh, ya, kata bapak yang tadi kultum pas saya tarawihan, kita harusnya minta maaf pas mau Ramadhan, bukan pas mau lebaran. Kita minta maaf pas mau puasa soalnya biar kita ikhlas menjalankan ibadah._.v  Awalnya, dengan pikiran polos nan modus, saya berniat untuk mengirmkan sms kepada seseorang. Tapi males ah, ntar saya mengganggu. Kan katanya dia lagi sibuk, tauk deh sibuk apa, emang saya pikirin? Lagi pula, itu bukan urusan saya.... Meskipun, saya harus menahan diri mati-matian untuk nggak curhat sama itu orang -_-  Oh, ya... Saya belum mengklarifikasi kehilangan saya beberapa minggu ini.. Bahkan, tumben sekali saya nggak ngepos dalam satu bulan, iya sih 2013 itu tahun sibuk. April dan Juni itu bu

KMPRT

“Terus, maksudnya hubungan kita selama ini artinya apa? Atas semua perhatian, kepedulian, dan kebaikanmu itu padaku? Lalu, kenapa kamu tidak berterus terang padaku kalau kamu sudah punya pacar?” “Aku cuman peduli sama kamu, aku selalu ada untuk kamu karena aku sayang dan takut kehilangan seseorang sepertimu. Tapi bukan berarti aku cinta sama kamu, dan aku kira kalau aku menjelaskan status hubunganku itu tidak begitu penting untukmu…” - cover belakang buku " Di-PHP-in "

Gausah ngarep

Sudah beberapa hari ini saya dekat kembali dengan orang itu. Sebenarnya kata 'kembali' itu kurang tepat, karena nyatanya, selama ini kami tidak pernah lost  c ontact. Kami masih sering bertemu di sekolah, kami masih saling berkirim pesan dan saya masih sering curhat sama dia. Akhir-akhir ini ada aja masalah yang membuat saya enek, dan adanya masalah tersebut berbanding lurus dengan intensitas curhat saya kepadanya. Tapi, itu semua nggak bisa membuat saya mengurungkan niat saya untuk move   on . Sejujurnya saya juga bingung, kenapa saya masih keukeh move on, padahal, bisa dibilang cobaan move on kali ini itu subhanallah sekali._. Mulai dari itu, itu, itu dan yang terakhir, harusnya bisa buat saya galau setengah mati njuk  gagal move on -_- harusnya , tapi, alhamdulillah -nya   itu nggak terjadi \(^o^)/   Iya alhamdulillah._. Dulu, saya bisa aja mencak-mencak dan marah-marah pake nyebut-nyebut dia itu PHP tingkat dewa-nya dewa karena perlakuan orang itu yang seperti ini, kare

cur-col

Err.. -_- bingung, kan, mau nulis apa -_- Sedih ya... Pengen nulis, tapi nggak tau apa yang mau ditulis :| Kata-kata saya kabur dibawa dia, men! -_- Bukan, ini bukan galau.. Cuma bingung aja, kenapa kalo saya menghilangkan rasa suka saya sama orang lain, rasanya susah banget buat nulis apapun? Hambar. Kayak minum teh tanpa gula. Kayak makan pas lagi sakit. Kayak minum kopi tanpa gula. Itu pahit -_-  Kayak tidur tanpa mimpiin kamu. Nggak ada rasanya #halah Dulu, saya juga sempat merasakan hal yang sama, waktu saya juga terpaksa 'pindah'. Mungkin saya terlalu bergantung pada makhluk Tuhan yang berbeda kelamin dengan saya itu, iya, ini pengakuan -_- Tadi saya membaca posnya Dhesi yang ini , yap, dia menulis dia itu mudah lupa sama urusan kayak beginian.. Lha saya? Justru susah hidup kalo nggak ada cinta . Iya lebay, maap-_- Saya juga pengen memprioritaskan hal-hal yang berguna untuk masa depan saya. Tapi apa? Kalo ada sekarang yang tanya, cita-cita kamu apa? Saya nggak bisa njaw
Bisakah kita mati saat kita menginginkannya-saat kita membenci takdir? Dan kemudian, bisakah kita hidup kembali, ketika kita mulai merindukan kehidupan di dunia? TIDAK.

pada suatu masa...

Image
SOFT-TEC <3 Pliiis.. jangan komentarin adegan terselubung di foto yang tanpa rekayasa ini._. Walaupun sebenarnya saya ingin sekali membuat sekuel dari foto tersebut._.v  "Apa lu?" "Nggak papa, masalah buat lu?" "Iya masalah, soalnya lu udah..." Ya sudahlah, jangan dilanjutkan lagi.... Bisa-bisa, besok pagi saya ditunggu di gerbang sekolah oleh mereka yang merasa terkait, yang satunya membawa pistol di tangan kanan; pisau di tangan kiri dan yang satunya membawa madu di tangan kanan; racun di tangan kiri-_- Oh, ya! Perkenalkan, ini saya dan  kroni-kroni  saya selama dua tahun menjadi buruh nilai di SMA 9 YOGYAKARTA, atau nama kecenya TRAPPSILA. Iya, saya memang jarang sekali menulis tentang SMA 9, apalagi tentang kelas saya ini. Itu karena... ya bukan karena apa-apa sih.. tapi saya lebih suka menulis yang tersirat daripada yang tersurat, bingung? Saya juga :| Kelas saya bernama SOFT-TEC. Bukan!! Ini bukan yang bersayap itu._. Ini murn

Krisis (lagi)

"Mau nulis apa. Mau nulis apa. Mau nulis apa."  Itu kata pertama yang muncul dikepala saya. Hm.. walaupun tak tahu harus menulis apa, saya tetap meng-klik 'new entry'  yang terdapat di sudut kanan atas blog saya. Untuk judul, saya tulis 'Krisis (lagi)' Ada apa dengan judul itu? Ya, karena saya sedang mengalami krisis :| Lagi? Ya karena pada post sebelum-sebelumnya saya sudah mengadu pada blog kalau saat itu saya sedang mengalami krisis, krisis semangat. Sekarang.. saya juga sedang mengalami krisis, tapi sekarang bernama 'krisis inspirasi' :| Enggak sefatal kalo krisis semangat sih, kalo krisis inspirasi semoga tidak membuat saya jadi tidak lulus UN/SBMPTN, amit-amit kalo emang bisa begitu -_- Hm.. saya kehilangan kata-kata, saya jadi malas menulis.. Dan rasanya.. !@#$%^&* sekali :| Inspirasi saya sudah pergi, kalo dia datang, ntar saya galau lagi :| Jadi lebih baik saya menunggu inspirasi baru datang daripada saya harus galau dan gagal move on

Memories

Image
“Yah, diliatin doang. Deketin dong!” Bryan berbisik di telingaku. Aku mengalihkan pandanganku ke arahnya, tersenyum yang entah manis atau tidak jika dilihat dari mata seorang laki-laki. “Enggak ah, Sayang. Kan ada kamu,” Aku merangkul Bryan yang kini menatapku dengan tatapan jijik. “Sorry, Lang, gue bukan homo. Gue masih suka sama yang mulus-mulus.” Jawab Bryan ketus. Aku tertawa disusul Bryan, sampai tawaku akhirnya terhenti ketika melihat gadis manis yang beberapa hari ini mencuri perhatianku menghilang dari pandanganku. “Wah, dia hilang!” Mataku mencari ke penjuru taman sekolah. Namun, aku tak dapat menemukannya. “Yang mana, sih, Lang?” Bryan ikut mencari-cari meski ia belum tahu siapa yang kucari. “Ehm.. Lang, kayaknya gue tahu deh siapa yang lo cari,” ujar Bryan tiba-tiba. “Mana-mana?” tanyaku bersemangat, mataku melihat ke arah pandangan Bryan. “Arah jam dua,”

Untukmu

Image
            Surat ini aku buat untukmu, pemasok semangat yang selalu mendistribusikan semangat untuk semua orang, termasuk untukku , tapi dengan syarat dan ketentuan berlaku tentunya. Kamu bisa menjadi orang yang sangat aku butuhkan ucapan “semangat”-nya. Namun, kamu juga bisa menjadi satu-satunya orang yang bisa menerjunkan semangatku hingga ke bumi lapisan ke… ah entahlah, aku bukan ahli bumi -_- Pada suatu saat kamu bisa jadi orang yang menyenangkan karena kamu ada di saat aku butuh. Tapi, tidak jarang pula kamu membuatku galau setengah mampus karena kamu tidak ada saat aku membutuhkanmu. Atau di saat-saat tertentu, kamu menjadi orang yang sangat ingin kulempar jauh-jauh ke laut karena “kedatangan”-mu yang tidak tepat, misalnya, seperti berapa hari yang lalu, ketika itu aku ingin benar-benar jauh darimu dan saat itu pula kamu “rajin” hadir dalam hidupku. Bagaimana tidak, aku ingin mencekikmu saat itu juga?             “PHP.” Itulah kata teman-temanku setiap aku bercerita

krisis semangat

Belakangan ini, aku banyak tersadar oleh suatu hal. Pertama, aku sadar betapa sebenarnya aku sekolah dua tahun di SMA itu rasanya sia-sia. Aku jarang memperhatikan guru, terutama pelajaran Matematika, dan walhasil di H-29 UN bahkan, aku masih 'buta' akan materi untuk pelajaran yang paling aku tidak sukai itu. Menyesal? Jelas. Baru belakangan ini aku sadar, saat aku merasakan capeknya mengejar materi yang tak kujamah berbulan-bulan itu. Huft.. Dan sialnya, di H-29 ini, aku malah kehabisan bekal semangat. Akhir-akhir ini aku bawaannya males-malesan dan uring-uringan.. Sebenarnya aku tahu apa yang buat aku kehilangan semangat, nah, yang ini berhubungan sama hal yang akhir-akhir ini menyadarkanku nomer dua. Kedua, ya menyangkut itu dan itu lagi. Selama ini, enggak, bukan selama ini. Beberapa bulan menuju UN ini aku selalu bersugesti hal-hal positif tentang hal ini, maksudnya, biar aku enggak terus-terusan galau gara-gara persolan kampret kayak gini. Tapi ternyata, semakin aku be

One Week

Hoaaaaaah :O Minggu ini minggu yang melelahkan, mengawali minggu-minggu selanjutnya yang PASTI akan LEBIH MELELAHKAN -__- Tapi sebenarnya.... Inti dari pos kali ini bukan untuk membeberkan betapa saya dan teman-teman TRAPPSILA 013 digembleng sedemikan rupa agar mencapai nilai tinggi di UN tanggal 15-18 April mendatang. Sebenernya... saya ingin berbagi.. berbagi kebahagian.. Ehehehhe :B Satu minggu ini.. saya.. anu... itu.. mm.. ya begitulah. Saya satu minggu ini 'bertemu' dengan Si Pujaan :)) mwehehehe :) Ya sebenarnya biasa aja sih, tapi berhubung saya sudah lamaaaaaaaaa sekali tidak 'bertemu' dengannya dan hal itu membuat saya sangaaaaaaaaaaat merindukannya. Jadi wajar, jika satu minggu ini saya sangat bahagia karena satu minggu ini hidup saya dipenuhi olehnya :D Hm.. saya mau saja sih, jika disuruh menulis peristiwa satu minggu ini yang membuat saya  bahagia, tapi.... terlalu frontal hehehe ._.v
Tak ada kisah tentang cinta Yang bisa terhindar dari air mata Namun kucoba menerima hatiku Membuka siap untuk terluka  Cinta tak mungkin berhenti  Secepat saat aku jatuh hati Jatuhkan hatiku kepadamu Sehingga hidupku pun berarti Cinta tak mudah berganti Tak mudah berganti jadi benci Walau kini aku harus pergi Tuk sembuhkan hati
cause if one day you wake up and find that you're missing me and you're heart start to wonder where on this earth I could be thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet and you'll see me on the corner of the street

menulis di sela-sela kesibukan

sibuk. ya, kata itu yang terlintas pertama kali saat aku ingin menulis. menulis itu membuang waktu. untuk saat ini, lebih baik kamu belajar daripada menulis. selalu kalimat itu juga yang mampir di kepalaku saat aku mulai menorehkan tinta di sebuah media tulis. sibuk. tapi, toh aku tetap menulis. kenapa? karena menulis adalah kebiasaan yang telah membudaya di hidupku. berlebihan kayaknya -_- akhir-akhir ini banyak kata-kata yang terngiang-ngiang di pikiranku, dan tentu saja berhubungan dengan kesibukanku akhir-akhir ini. kata-kata yang sedikit-banyak memberikan subsidi semangat buatku. "universitas itu milik Allah, jadi kalo mau masuk situ minta sama Allah" "kalo lagi belajar, Allah juga diajak belajar" dua kalimat di atas datang dari seorang guru fisika, orang yang sepertinya lebih cocok menjadi partner -nya Mario Teguh daripada menjadi seorang pengajar. "kamu harus usaha tiga kali lipat lebih keras dari temen-temenmu" kalau yang in
"Untuk pertama kalinya,  aku takut tertidur.  Aku takut masuk ke alam mimpi  dan bertemu denganmu lagi,  yang kesekian kalinya."
"Mungkin sakit hati yang kerap menghampiri seseorang membuat  orang tersebut kebal terhadap rasa.  Pada titik tertentu, orang itu  tidak akan merasakan apa-apa, bahkan rasa cinta."