Untukmu
Surat ini aku buat
untukmu, pemasok semangat yang selalu mendistribusikan semangat untuk semua orang, termasuk untukku, tapi dengan syarat dan ketentuan
berlaku tentunya.
Kamu bisa menjadi orang yang sangat aku butuhkan ucapan
“semangat”-nya. Namun, kamu juga bisa menjadi satu-satunya orang yang bisa
menerjunkan semangatku hingga ke bumi lapisan ke… ah entahlah, aku bukan ahli
bumi -_- Pada suatu saat kamu bisa jadi orang yang menyenangkan karena kamu ada
di saat aku butuh. Tapi, tidak jarang pula kamu membuatku galau setengah mampus
karena kamu tidak ada saat aku membutuhkanmu. Atau di saat-saat tertentu, kamu
menjadi orang yang sangat ingin kulempar jauh-jauh ke laut karena
“kedatangan”-mu yang tidak tepat, misalnya, seperti berapa hari yang lalu, ketika
itu aku ingin benar-benar jauh darimu dan saat itu pula kamu “rajin” hadir
dalam hidupku. Bagaimana tidak, aku ingin mencekikmu saat itu juga?
“PHP.” Itulah kata teman-temanku setiap aku bercerita tentangmu
pada mereka. Dalam hatiku mengatakan. “Ya!
Kamu emang PHP Kelas Kakap yang nggak punya otak ngebiarin gadis polos dan
manis kayak aku naksir berat sama kamu! Naksir sampe berbulan-bulan tanpa dapat
apa-apa!” Tapi, di dalam hatiku yang satunya mengatakan. “Dia bukan PHP kok, dia cuma nggak tahu apa
yang dia udah lakuin.” Dari dua perkataan hati itulah yang membuatku
kadang-kadang naik darah.
Jika aku mengikuti kata hatiku yang pertama, aku bisa mendadak menjauhimu. Kamu pernah merasakan? Tidak. Tentu
saja, manusia sepertimu harus ditampar sandal dulu baru bisa menyadarinya, itu
pun kalau tidak salah menyadari. Tapi, entah kamu sadar atau tidak, kamu selalu
‘datang’ saat itu, saat aku berapi-api setiap melihat wajahmu.
Jika
aku mengikuti kata hatiku yang ke dua…. Maka aku akan menjelma menjadi gadis mellow yang menjadikan hujan sebagai shower mandi -_- dan jika keadaanku
sudah seperti itu, obat yang paling ampuh agar aku tidak gila adalah kamu.
Sialnya, seringnya di saat seperti itu pula—saat aku mengharapkanmu—saat itu
juga sosokmu menghilang dan kabarmu menjadi tidak jelas. Dan
ini sudah terjadi berkali-kali padaku, catat: berkali-kali. Siapa yang bisa membuat hatiku terbolak-balik seperti
ini kalau bukan Tuhan, dan kamu? Itulah kenapa kamu khusus di mata dan di
hatiku.
Sebenarnya, aku sudah mengetahui kebiasaanmu itu. Satu
tahun lebih menjadikanmu pujaan di hatiku sudah cukup untuk memahami
kebiasaanmu terhadapku. Aku tahu kebiasaanmu. Tahu. Tidak semuanya. Masih ada
beberapa hal tentang kamu yang membuatku bertanya-tanya setiap aku melihat wajah
gantengmu itu. Tsah. Meski begitu,
aku tidak akan mencari-cari lagi, pertanyaan-pertanyaan yang selama ini
berputar di kepalaku aku biarkan menguap, karena ini sudah di penghujung tahun
aku di SMA. Aku harus melupakan semuanya. Aku sudah berjanji pada diriku
sendiri. Boleh saja aku mengingkari teman-temanku dengan mengatakan. “Aku mau move on besok deh..” Padahal besoknya
aku masih saja mencari-carimu. Tapi, untuk mengingkari diri sendiri…… aku harus
berusaha agar itu tidak terjadi. Harus.
Terakhir, aku mau berterima kasih kepadamu. Terima kasih
untuk? Ah, bahkan kamu tidak tahu perbuatan apa yang kamu lakukan kepadaku,
yang membuatku harus berterima kasih kepadamu. Aku berterima kasih untuk
semuanya. Terima kasih untuk ucapan dan pesan “semangat, Gar”-nya, walaupun terkadang
ucapan dan pesan itu datang di saat aku tidak mengharapkannya. Terima kasih
karena kamu sudah—sempat—hadir dalam hidupku. Terima kasih karena kamu mau
mendengarkan keluh kesahku, meskipun sebenarnya curhat kepadamu itu bukan ide bagus, karena kalimat tanggapan yang
kamu lontarkan padaku hanya “tetap semangat, Gar” atau “sabar, Gar” Tapi, hanya
kamu satu-satunya orang yang tahu, dan kamu juga satu-satunya tempatku untuk
mengumbar emosiku jika aku sedang darah tinggi. Terima kasih juga kamu sudah
menjadi inspirasiku, ‘menjadi’ bukan ‘memberi’. Kamu inspirasiku, karena kalau
bukan karena kamu, tulisan sedemikan banyaknya yang sebagian besar tertuju
padamu itu tidak akan pernah ada. Terima kasih untuk… untuk semuanya! Semuanya
yang berhubungan dengan kamu dan aku.
Kamu, semoga bahagia selalu. Semoga selalu menjadi orang
tak pernah kehabisan bekal semangat dan semoga kamu tetap membagikan semangatmu
untuk orang yang ada di sekitarmu. Sehingga, semua orang yang ada di dekatmu
bersyukur karena telah mengenalmu :)
Comments
Post a Comment