Posts

Showing posts from November, 2015

Dear, L #1

Image
"Dear, L. Karena tak butuh satu alasan pun untuk [tidak] berbahagia saat aku jatuh cinta, dan seterusnya jatuh cinta [kepadamu]. Sejak kau izinkan aku tinggal di hatimu, tak ada lagi tempat yang kutuju: selainmu. Di sudut hatimu aku ingin mengaduh bahagia, tanpa jera. Di sudut hatimu, aku ingin tinggal selamanya. Menuliskan cerita bahagia, tanpa jeda. Jelas sudah! Tak perlu kucari bahagia lagi; karena di kamu, bahagiaku itu." - Moammar Emka

Review Here, After (Mahir Pradana)

Image
Judul : Here, After (Cerita cinta berakhir di sini) Penulis : Mahir Pradana Jumlah Halaman : 197 hlm Tahun Terbit : 2012(cetakan kelima) Blurb: SUATU SAAT, cinta itu pernah ada. Dan aku melihatnya pergi tanpa sempat kucegah sama sekali. Sejak itu, hari-hari terasa sulit untuk dijalani. Aku bahkan sulit untuk tersenyum pada bayanganku sendiri di cermin -- karena saat itu aku tahu, hanya aku sendiri yang terlihat di situ. Meskipun kedengarannya tak masuk akal, sering aku berharap bisa membalikkan waktu. Aku bahkan bersedia memberikan apa yang selama ini terpendam begitu saja di hati. Suatu saat, cinta itu pergi. Menyisakan sejuta penyesalan karena tak cukup sigap menahannya tetap berada di sini... Review: Suka. Itulah satu kata yang bisa aku tulis tentang buku Here, After karya Mahir Pradana ini. Buku ini aku pinjam dari salah seorang temanku. Ketika kutanyakan, “Bukunya bagus, nggak?” Dia hanya menjawab, “Lumayan.” Jawaban temanku itu membuat aku ragu-r

[CERPEN] I'm Not The Only One

“Selamat pagi, Sayang…” Sebuah kecupan hangat mendarat di pipiku. Kecupan dari bibir merah muda yang selalu menyambut pagiku sejak tiga tahun yang lalu. Walau sudah setiap hari aku merasakannya, tetapi bagiku bibirnya adalah candu. Aroma khas mint yang manis itu selalu membawaku pada kenangan ciuman pertama yang dingin, manis dan berkesan. Kenangan yang kemudian membawa kami kepada ikatan yang lebih kuat dari sekadar ikatan kekasih. Bibir hanya salah satu dari seribu alasan yang dapat kuberikan kenapa aku begitu menyukai hingga masuk dalam fase mencanduinya. Semua yang ada pada Raga membuatku mencintainya dengan telak. Jika setiap pasangan ada seorang yang mencintai gila-gilaan, orang itu adalah aku. Aku mencintainya melebihi apa pun yang ada di dunia ini.  Aku bergelayut manja di dadanya. Aku sangat menyukai momen di pagi hari bersamanya. Ketika kami berdua masih sama-sama enggan untuk beranjak dari tempat tidur dan memilih saling bercengkrama dari hati ke hati.  “Sayang…” p

Review Goodbye Happines (Arini Putri)

Image
Judul: Goodbye Happiness (Cinta yang Takkan Usai) Penulis: Arini Putri Jumlah Halaman: 320 hlm Ukuran: 13 x 19 cm Harga: Rp 45.000 ISBN: 9789797805937 Blurb: Kau dan aku tidak ditakdirkan untuk berada dalam satu kisah yang indah. Percaya atau tidak, begitulah kenyataannya. Jangan menyangkalnya karena akan sia-sia. Sama seperti berjalan di atas pecahan kaca, setiap langkah kita sesungguhnya hanya akan menuai luka. Kau dan aku seperti tengah mencoba untuk membirukan senja yang selalu merah. Kita sama-sama berusaha, namun tidak bisa mengubah apa-apa. Senja tetap berwarna merah dan hatiku masih saja berkata tidak. Maka, berhenti dan renungkanlah ini semua sejenak. Tidak ada gunanya memaksa. Ini hanya akan membuatmu tersiksa dan aku menderita. Lantas, kenapa kita tidak menyerah saja? Bukankah sejak awal semuanya sudah jelas? Akhir bahagia itu bukan milik kita. Review: Ini sudah ketiga kalinya aku membaca Goodbye Happiness, dan baru sekarang membuat rev

[CERPEN]Teman(?)

Aku memandangi arloji, seharusnya gadis itu sudah lewat di jalan ini sejak lima belas menit yang lalu. Dan aku merasa tidak salah hari. Gadis itu selalu lewat jalan ini setiap hari Rabu. Mungkin dia sedang sakit atau apalah yang membuatnya tidak bisa lewat sini, pikirku putus asa, kemudian bersiap untuk meninggalkan tempat ini. Baru saja aku menyertarter sepeda motor dan pergi dari kafe tempatku bekerja, aku melihat seorang gadis lari tergopoh. Senyumku terkembang. Ini dia. Rabu kali ini gadis itu memakai jaket warna biru tua. Tak lupa juga ia menyematkan earphone di telinganya. Ketika ia berlari, rambut ekor kudanya bergoyang ke kanan dan ke kiri. Pandanganku tak lepas dari setiap geriknya. Aku suka sekali dengan pemandangan yang kusaksikan saat ini. Sebenarnya aku ingin sekali mengajaknya berkenalan, aku sudah memperhatikannya sejak dua bulan yang lalu. Tetapi, bagaimana cara berkenalan dengannya? Aku bisa disangka pemuda tidak benar jika aku menghampirinya dan berkata, “Hai,