Kenangan Bersama Air Mata Tuhan
Calista berjalan ke arah lapangan sepak bola yang dekat dengan kompleks rumah barunya. Beberapa anak laki-laki terlihat berlari kesana-kemari mengejar bola. Calista semakin dekat dengan lapangan dan ia tak dapat menahan senyumannya saat ia berada di pinggir lapangan. Ia tidak suka bermain bola, ia hanya suka mengamati anak-anak seusianya bermain dan tertawa lepas—hal yang tak bisa dilakukannya. Mata Calista tertuju pada seorang anak laki-laki yang memakai baju merah dan berambut jabrik. Anak itu tertawa-tawa sambil berlari, kadang-kadang Calista melihat bibir anak itu komat-kamit mengucapakan sesuatu, tapi Calista tidak tahu apa yang diucapkannya.