Bandung, suatu saat. Bersamamu(?)

Sekarang aku berdomisili di daerah yang kata orang daerah paling romantis, paling dirindukan dan bikin para wisatawan nggak cukup satu kali kalau ke sini, Jogja. 

Yah, Jogja jadi pilihan kedua setelah Bali para bule-bule yang liburan di Indonesia. Ya, kalau dilihat-lihat dan dirasa-rasa Jogja ini emang unik, sih. Dari sudut Utara sampai Selatan. Orang-orangnya, budayanya. Belum lagi, tentang sejarahnya. Jogja dan segala keistimewaannya. 

Mungkin karena aku sudah lama tinggal di sini, rasanya sudah biasa aja. Seperti pribahasa "Rumput tetangga lebih hijau.", meski aku ada di kota paling istimewa di Indonesia, nyatanya aku mendambakan tempat lain.

Lebaran kemarin, sudah keempat kalinya aku ke Bandung. Pertama kali ke Bandung, tahun 2015, bertepatan dengan wisata mahasiswa. Waktu itu kami ke Ciwalk dan Trans Studio Bandung.

Kedua kali, dengan kakak dan keponakan-keponakanku. Pas ini, aku ke Lembang Farm House dan Tangkuban Perahu.

Ketiga kali, sendirian numpang hidup seminggu sama sepupu, waktu itu pas lagi ngelamar di PT KAI. 

Semakin sering aku ke sana, semakin besar keinginanku buat kembali lagi. Padahal di sana nggak ada kenangan apa-apa, lho. Nggak ada siapa-siapa. Nggak ada sesuatu yang membekas di hatiku. 

Aku selalu iri sama orang yang asal dan menetapnya di Bandung sana. Dan setiap aku ke sana. Aku selalu bilang pada diriku sendiri, "Suatu saat, aku bakal menetap di sini." 

Kenapa? Nggak tahu juga.

Aku sudah kesengsem berat sama Bandung sebelum novel dan film Dilan booming. Sebelum Pak Ridwan Kamil terkenal dengan perubahan yang dilakukannnya. 

Begitu aja, aku tahu dan selalu excited  tiap ke sana. Tanpa embel-embel 'karena'. Kayak jatuh cinta tanpa alasan. 

Pernah nggak, sih, ngerasain kayak gini?

Comments

Popular posts from this blog

SAYA DEAL DONE!

[CERPEN] Bagimu, Kita Hanyalah Dua Orang Asing

Sifat Penting yang Harus Dimiliki Pekerja: Gelas Kosong & Baby Eyes