[Review] Alasan untuk Tetap Hidup, Matt Haig

"Sialan, aku punya segala sesuatu yang aku inginkan, kenapa aku tidak bahagia?"

Akhir-akhir ini aku banyak membaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan mental health. Artikel daring, buku-buku, mengikuti akun mengenai kesehatan mental. Setelah menyelesaikan beberapa buku, yang wacananya mau diibikin review juga, sampailah diriku pada "Alasan untuk Tetap Hidup"

Alasan untuk Tetap Hidup berisi tentang Sang Penulis bernama Matt Haig menghadapi "serangan-serangan" pada mentalnya. Diagnosanya adalah Generalized Anxiety Disorder atau kecemasan parah yang membawanya pada kondisi depresi.  


Yang membuatku tertarik dari Alasan untuk Tetap Hidup dan buku-buku sejenisnya, karena penulis sekaligus penyintas-atau pasien. Mereka-termasuk Matt Haig bagiku mendeskripsikan penderitaannya dengan sangat personal. Aku sangat suka sebuah karya dengan sudut pandang pertama, apalagi ini kisah dari penulisnya langsung.

Bagian awal sampai tengah, membuatku merasa sangat lelah dengan kisahnya. Bahkan ada satu bagian yang memicu kekacauan dalam pikiranku, dari situ untuk beberapa hari aku berhenti membaca. 

Membaca Alasan untuk Tetap Hidup tidak serta merta membuatku memiliki harapan untuk hidup. Enggak bener-bener bikin aku langsung punya alasan untuk tetap hidup. Mungkin untuk beberapa orang yang membaca pun gak lantas punya alasan buat hidup. Judul bukunya lebih menjelaskan tentang bagaimana "penulis menemukan 'alasan untuk tetap hidup'-nya sendiri, maka kamu juga pasti akan menemukannya juga". 

Aku juga sangat iri (oke ini hanya perasaan personal), bagaimana Matt memiliki kekasih yang selalu ada di sampingnya dan kedua orang tuanya yang-meski nggak secara langsung dituliskan-dapat memahami keadaan Matt. 

Perasaan setelaah membaca buku ini membuatku sangat lega. Mengetahui bahwa Matt bisa melewati kondisinya, bahkan bisa berkarya dan menulis buku ini. 

Sangat melegakan bahwa apa yang aku rasakan bukan hanya milikku sendiri. Aku tidak aneh. Aku tidak berbeda dengan manusia lainnya. Kami merasakan kesakitan yang sama, lalu kami pun akan mendapat akhir yang sama-sama bahagia di dalam kehidupan. 

Alasan Untuk Tetap Hidup tidak membuatku langsung punya harapan untuk terus hidup, namun aku jadi punya harapan untuk bisa punya karya. Memiliki harapan untuk bisa pulih, sesakit dan semenderita apapun pikirannya yang menghantui.

Buku ini mungkin bukan buku yang menarik untuk orang yang merasa hidupnya baik-baik saja. Mungkin bahkan bikin dirimu mengernyitkan kening dan menganggap aneh apa yang ada dirasakan Matt dalam tulisan. Bahkan mungkin Alasan untuk Tetap Hidup bisa memancing "kesinisan" dengan pernyataan: "Ini kayak buku harian aja." 

Namun, jika kamu mencari tahu dan cukup peka untuk memahami, kamu bisa menemukan kebanyakan orang depresi rasakan. Kamu dapat memahami apa yang sebenarnya ada di pikiran mereka. Apa yang mereka takutkan, khawatirkan dan inginkan. 

Sangat aneh, namun nyata. 

Comments

Popular posts from this blog

SAYA DEAL DONE!

[CERPEN] Bagimu, Kita Hanyalah Dua Orang Asing

Sifat Penting yang Harus Dimiliki Pekerja: Gelas Kosong & Baby Eyes