*angkat tangan*

Persetan dengan privasi.

Aku cuma pengen nulis, curhat, nangis, apa saja yang bikin aku jadi lebih baik. Meskipun aku tahu, nggak ada yang bisa bikin lebih baik selain restu dari ibunya. 

Yeaaah...

Setelah berurusan dengan pacar orang dan ditinggal dengan yang lain, inti dari masalah percintaan kali ini adalah RESTU ORANG TUA. Nggak ada yang bisa aku apa-apakan dari itu, Suka sama pacar orang bisa aja terus berjuang dekat dengan orangnya sampe mereka putus. Ditinggal demi cewek lain bisa aja aku membenci dan menghujatnya dengan bermacam-macam sumpah serapah.

Tetapi, putus karena nggak dapet restu?
Aku harus menyalahkan siapa? Menyalahkan nenek moyangku? Menyalahkan masa lalu? 
HISH. NGGAK ADA GUNANYA-_- 

Nggak ada yang bisa aku salahkan. Atas semua yang telah terjadi, nggak ada gunanya disesali. Harusnya semua orang bisa berpikir begitu. Tetapi semua orang punya sudut pandang yang berbeda-beda. Itu letak salahnya.

Dan kalau saat ini nggak ada kata-kata lain yang aku lontarkan selain "terserah" dan "manut kamu" itu karena percuma aja aku ngomong karena apa yang aku omongkan itu nggak akan terjadi. Cuma bikin tambah sakit ketika kita bilang apa yang kita pengenin tapi kita tahu kalo itu nggak bakal kita dapatkan. 

Buntu.
Jalan apa aja yang aku pilih rasanya cuma sakit, Dan yang bikin tambah nyesek kata-katanya yang "aku sengaja beberapa hari ini nggak ngabarin kamu biar kamu terbiasa nggak ada aku."

ITU MENYAKITKAN karena DIA UDAH SIAP PERGI, sedangkan AKU MASIH DI SINI MERATAPI dan MASIH BERHARAP BESAR SAMA KAMI. 

Dari sini, yang penting aku tahu satu hal:
Cuma nunggu waktu buat semuanya berakhir.

Comments

Popular posts from this blog

SAYA DEAL DONE!

[CERPEN] Bagimu, Kita Hanyalah Dua Orang Asing

Sifat Penting yang Harus Dimiliki Pekerja: Gelas Kosong & Baby Eyes