Kenapa Pak Jokowi Lebih Memilih Ma'ruf Amin Daripada Mahfud MD? Ternyata Ini Alasannya...


Ranah politik lagi panas-panasnya. Pemilu masih tahun depan, tapi hebohnya dari sekarang. Apalagi sejak pendaftaran capres dan wapres berapa waktu silam. Meski aku tidak begitu tertarik dengan isu-isu politik terutama yang menimbulkan kontroversi, aku tahu perkembangan dan situasi apa yang sedang dihadapi Indonesia dari segi politik. Dan yang sedang terjadi sekarang ini sungguh menarik perhatianku. Bikin aku tertarik menganalisis motif dibaliknya.

Apalagi kalau buka persoalan banyaknya netizen yang kecewa karena Bapak Jokowi lebih memilih Ma'ruf Amin sebagai partnernya dalam Pilpres 2019 mendatang. Padahal kabar yang berhembus kencang di dunia maya bahwa Pak Jokowi akan menunjuk Mahfud MD. Ditambah lagi pengakuan Mahfud MD yang "ngakunya" kaget ketika Pak Jokowi ketuk palu tentang pilihannya. Menurut yang kubaca, katanya Beliau (Mahfud MD) bahkan sudah diberi bocoran dan diminta untuk 'bersiap' mengenai pengumuman ini yang nantinya akan menyebut namanya.


Tapi yang terjadi, Pak Jokowi memilih orang lain. Mungkin kalau dalam percintaan, ini kasusnya ketika ada seorang wanita dan pria selalu bersama tiap waktu, namun si pria justru memilih wanita lain untuk menikah dengannya. Padahal si wanita yang nemenin doi dari kuliah jaman ingusan sampe nemenin doi skripsian tengah malam. Pake acara jadi pendamping pas wisuda pula.... Kok sedih aku nulisnya. :(

Pilihan Bapak Presiden kita ini bukan hanya mengaggetkan, dong. Tapi jadi perbincangan sejagat media. Kebanyakan berpendapat mereka kecewa. Di kepala mereka muncul pertanyaan yang sama "APA YANG SALAH DARI MAHFUD MD? KENAPA HARUS MA'RUF AMIN?"  Bukannya kalo Pak Jokowi milih Pak Mahfud MD bakal memenangkan hati banyak netizen dan rakyat Indonesia? Kenapa doi justru milih Ma'ruf Amin yang notebennya punya haters dan bikin seluruh rakyat memilih mending golput?

Mengenai hal ini, aku punya opini dan analisis tersendiri.
Pertama, "Kenapa Ma'ruf Amin?" Well, jujur pertama kali nama doi muncul aku bener-bener nggak tahu dia itu siapa, kontribusinya apa, prestasinya apa, talentanya apa, pernah ikut kejuaraan apa, terkenal di twitter atau instagram? Karena emang ilmu pengetahuan politik aku cetek sekali. Dan ups, ternyata doi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) hehe.

Nah, di sini aku mulai nemu benang merahnya. Semua pasti tahu dong tentang kasus penistaan Agama oleh Bapak Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok? Oke, aku anggap semua tahu, karena emang doi jadi terkenal, jadi punya banyak haters-nya gegara kasus itu dan karena kasus itu juga doi sekarang mendekam di Rutan Mako Brimob sampai sekarang. Simpelnya, Ahok dipenjara karena kasusnya disetujui untuk diusut oleh Ketua MU Indonesia yang dijabat oleh Ma'ruf Amin.

Tapi nggak cuma banyak haters, pendukung radikal Ahok nggak kalah banyaknya. Dominan para influencer (artis, selebgram, selebtweet) yang kuikuti di media sosial menjadi pendukung Ahok. Mereka mengidolakan Pak Ahok. Jadi kebanyakan manusia di Indonesia ini terbagi menjadi 2: Pro Ahok, Kontra Ma'ruf Amin dan Kontra Ahok, Pro Ma'ruf Amin. 

Sebelum Pak Jokowi mengumumkan pilihan cawapresnya, Kubu Pro Ahok = Pendukung Pak Jokowi. Tapi setelah Ma'ruf Amin jadi cawapres, Kubu Pro Ahok mulai berpendapat dan tadi itu, kebanyakan kecewa. Menuding-nuding, mengingatkan Pak Jokowi tentang sosok dibalik menyebabkan Ahok masuk rutan.

Semua bertanya, Apa yang salah dari Mahfud MD?

Salahnya Mahfud MD... Doi nggak punya salah apa-apa. Doi nggak punya sensasi. Doi nggak kontroversial dan nggak terkenal. Jadi ya mungkin banyak yang suka, tapi fans-nya nggak ada. Nggak semua yang doi omongin langsung dilakuin dan dijadikan panutan. 

Okelah, doi punya potensi besar kalau jadi cawapres. Doi berpengalaman dalam pemerintah. Track record-nya bagus. Sosok yang cerdas, bebas bully-ing. Mahfud MD nggak ada jelek-jeleknya. 

TERUS KENAPA? 
Banyak orang pinter di Indonesia tapi nggak ada apa-apanya di rakyat Indonesia,
B.J Habibie cerdas, nggak ada minusnya, tapi toh akhirnya doi di Jerman sana. Kenapa doi nggak di sini? Kerena doi pinter, tapi nggak sensasional, nggak kontroversial dan doi ga punya pendukung fanatik.

Beda dengan Ahok.
Pendukung Ahok sudah measuki tahap semi radikal. Doi kontroversial dan dia punya banyak fans fanatik. Apapun yang dilakukan Ahok pasti diikutin, apapun kata-katanya pasti diiyain.

Terlihat subjektif memang, tapi nggak bisa dipungkiri. Apapun istilahnya: Pendukung Garis Keras, Pendukung Radikal, Fans Fanatik, Haters, sangat berpengaruh dalam keputusan Bapak Jokowi ini, dan strategi inilah yang dipakai.

Ketika aku tahu pilihan Pak Jokowi dan tahu kasus mengenai Ma'ruf Amin vs Ahok. Aku berpikiran bahwa skenario yang terjadi akan seperti ini:

Premis 1: Sekarang ini banyak yang nggak memihak Jokowi karena mereka masih nggak setuju dengan pilihan cawapresnya doi. Kebanyakan dari yang kecewa adalah kubu-kubu Pro Ahok yang artinya Kontra Ma'ruf Amin.

Premis 2: 2019 Ahok pasti ikutan pemilu dong, dan kalau dia terang-terangan mendeklarasikan kalau doi ada di pihaknya Jokowi. Kemungkinan besar semua pendukung Ahok jadi pendukungnya Jokowi juga, dong.

Jadi kesimpulannya: Jokowi-Ma'ruf Amin menang pilpres 2019. Suaranya dari mana? Bersatunya suara orang-orang yang Pro dan Kontra Ahok.

Satu orang mewakili ratusan bahkan ratusan orang. Kalo dari marketing, daripada capek-capek iklan di banyak tempat yang asal tembak, mending pahami behavior target market, pahami idolanya, minta idolanya pake brand produk kita. Siapapun pasti pengen kayak idolanya, apa yang dipake pasti diikutin. Apa yang dikatakan pasti diiyain. Konsep ini sudah dipakai; Endorsement dan Brand Ambassador, contohnya.

Siapapun yang mengusulkan Ma'ruf Amin sebagai cawapres pasti paham dengan teori ini.

Aku nggak bilang cara seperti ini adalah cara yang salah. Tapi ini Indonesia bukan produk, di dalamnya ada 265 juta jiwa. Apapun keputusan yang diambil berpengaruh sama nasib satu negara. Aku berharap siapapun yang memimpin besok, doi mengesampingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya, di samping cara apapun yang ditempuh.


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

SAYA DEAL DONE!

[CERPEN] Bagimu, Kita Hanyalah Dua Orang Asing

Sifat Penting yang Harus Dimiliki Pekerja: Gelas Kosong & Baby Eyes