2013 itu...
Tahun sibuk. Tahun perjuangan. Tahun metamorfosis. Tahun cinta. Sekaligus tahun putus cinta . Flashback ke tiga bulan pertama—Januari, Februari, Maret—bener-bener ngerasain ‘perjuangan’ yang sebenernya. Tiga bulan sebelum 15 April. Tiga bulan yang tiap malemnya penuh dengan kopi. Tiga bulan yang hanya menyisakan waktu tidur 3 jam setiap harinya. Tiga bulan yang isinya cuma belajar dan pendalaman materi. Tiga bulan di mana buku jadi bagian dari tubuh, sampe dibawa-bawa tidur, sampe dibawa-bawa ke kamar mandi. Tiga bulan yang harus menahan nafsu buat baca novel atau internetan (eh, enggak juga, sih). Tiga bulan yang penuh dengan rumus. Tiga bulan yang terseok-seok lantaran kocar-kacir ngejer materi. Tiga bulan makanannya kertas A4 yang isinya soal beserta pilihan jawabannya. Tiga bulan penuh tekanan dan keringat, hanya untuk sekadar mendapat pernyataan “LULUS”. Dan tiga bulan yang penuh dengan motivasi dan semangat. Semangat dari—ah, sudahlah.