H-1 Huru-Hara Seremoni Kelulusan Diploma UNS (baca: peresmian status pengangguran)

Key, jadi setelah H-2 wisuda aku di Solo satu harian mengurus ini-itu dan baru sampai di Jogja sekitar jam 10 malam. 

Besoknya hari Jumat. 
Aku memang nggak perlu ke Solo pagi-pagi sekali kayak kemarin. Kebutuhanku di Solo cuman untuk besok, hari H wisuda. Rencananya orang yang masuk ke auditorium bersamaku adalah ummi. Tetapi ummi berangkat dari Jogja dan aku di Solo karena aku harus dandan dulu biar kece ketika bersalaman dengan Bu Dekan.

Hari Jumat jadwalnya ngajakin si mbah putri dan bu Ening yang belum pernah ke Prambanan. Sampai di sana tanteku yang hebring sekali itu langsung narsis. Sedangkan aku sibuk bercerita tentang Legenda Seribu Candi ini kepada si mbah. Legenda tentang cinta yang dipaksakan akhirnya merugikan orang lain. Pft.

Waktu itu Prambanan sepi. Terakhir kali aku ke sini pas long weekend beberapa bulan lalu dan ramenya kayak ibuk-ibuk yang ditawarkan diskon 70 + 30 % di mall. Udah banyak, rusuh pula. Sekarang Pramabnan sepi sekalii, makannya di sana kita nggak lupa foto-foto juga, meski nggak seheboh tanteku itu. Hasil fotonya jadi bagus tanpa bocor huahahaha.

Muter-muter-muter, pas mau balik nggak sengaja bu Ening ngeliat bule cewek yang lagi sendirian. "Mau foto sama bule, aaah... Ayok, mbak." Bu Ening ngajak ummi. Ajakan bu Ening disambut dengan antusias. 

Astaga.

Aku ngeliat dari jauh kedua ibu-ibu itu mengahampiri si bule. 

Ya ampun. 

Tetus dari jauh aku mengawasi ibu dua itu, meskipun jauh, aku masihh bisa dengar suara mereka yang khas Medan banget itu. Logat Medan tadi dicampur pake bahasa Inggris, nggak lama dari situ ummi sama bu Ening foto berdua sama bulenya.... Aku mundur beberapa langkah, dan sembunyi di balik candi. Jangan sampe orang-orang tahu kalo dua ibu-ibu bersuara toa itu ke sini denganku. 

Setelah foto, ummi dan bu Ening meninggalkan si bule. "Daaaaaa. Nice to meet you..." Dua kakak-adik ngomong gitu sambil teriak. Si bule balas melambai dengan senyuman. Senyuman dipaksakan sih kayaknya wkwk.
Generasi ke satu, dua, tiga \^^/

Prambanan (expres)

duo hebring, wkwk

Puas foto-foto, kami keluar dari kawasan candi. Lalu cus ke Kaliurang.
Di Kaliurang kami nggak ngapa-ngapain, cuman sholat terus balik lagi ke Kota Jogja. Pas itu waktu menunjukkan pukul empat sore, artinya sudah saatnya mengantarkan aku dan sepupuku ke stasiun. Aku naik kereta ke Solo, sedangkan sepupuku kembali ke Jakarta.

Harusnya aku naik kereta yang jam enam sore. Tapi pas udah sampe stasiun KERETA JAM 6 SUDAH HABIS. Padahal antrinya udah gila-gilaan. Yang tersisa cuman kereta jam 20.21, artinya aku nunggu selama sempat jam di stasiun.

Di H-12 jam wisuda, aku masih terlantar dan berdesak-desakan sama ratusan orang.-_-

Jam 11 aku baru sampe Solo, Padahal jam 3 aku harus sudah bangun, mandi dan bersiap-siap untuk dandan. Sebelumnya, aku udah minta Zaka buat besok pagi setengah 4 jemput aku, untuk mengantarkan ke tempat dandan.

Tapi, sampai waktu yang dijanjikan, Zaka nggak muncul-muncul. Aku telepon berkali-kali sama sekali nggak diangkat. Sampai satu jam aku ngelakuin hal yangs ama, aku putus asa.

Masak aku gagal wisuda gara-gara nggak dandan?

Pfft.

Terus temanku menyarankan untuk pake ojek, Aku pesimis awalnya, emang ada jam segini ojek? dan betapa beruntungnya aku, bapak ojek sudah bangun dan sukarela (nggak sukarela juga sih, karena harga ojek kutambahi 3000 dari harga biasa) mengantarkanku ke tempat dandan.

Aku nggak jadi batal wisuda.

By the way, Zaka akhirnya membalas teleponku. Dia mengirimkan pesan "Anjaaayyy, ketiduraaan..." di jam setengah lima pagi.

-_-

Comments

Popular posts from this blog

SAYA DEAL DONE!

[CERPEN] Bagimu, Kita Hanyalah Dua Orang Asing

Sifat Penting yang Harus Dimiliki Pekerja: Gelas Kosong & Baby Eyes