Enggan Beranjak

Ada yang dengan sadar merelakan diri untuk tersakiti.
Bukan hanya sekali, namun tiap kesempatan seakan tambak runcing menembus ulu hatinya. Memeras paksa hatinya hingga yang tersisa hanya bongkahan kecil yang telah mengkerut. 

Berkali, sudah kukatakan jangan lagi mengorbankan diri. Jika itu cinta harusnya ia tidak tersiksa. Bila yang ia rasa bernama sayang, tak seharusnya justru membuatnya menangis bermalam hingga tiada ujungnya. 

Dia, si keras kepala. 
Dia, yang enggan beranjak.
Dia, yang rela menyakiti diri sendiri hanya untuk mendapat kebahagiaan semu. 

Comments

Popular posts from this blog

SAYA DEAL DONE!

[CERPEN] Bagimu, Kita Hanyalah Dua Orang Asing

Sifat Penting yang Harus Dimiliki Pekerja: Gelas Kosong & Baby Eyes