#2 Menangis Histeris Hingga Lupa Diri

Apa hal yang kemungkinan besar akan membuatmu histeris?
Agak aneh dengan kata histeris ini, karena histeris merupakan kata yang hampir tidak pernah kupakai di tulisan atau perkataanku. Aku bingung menempatkan kata histeris, ia merupakan kata yang merujuk pada sesuatu bersifat positif atau sebaliknya?

Buatku, mengetahui kata yang akan kutulis itu penting, demi menjauhkan diri dari kesalahpahaman. 

Buat kamu yang bingung mengartikan sebuah kata atau ingin tahu sebuah kata merupakan kata baku atau  bukan, kamu bisa langsung cus ke website resmi KBBI milik negara. Percayalah, menulis akan 1000 kali lebih mudah ketika kita sudah mengetahui website satu ini. 

Jadi, aku langsung mencari arti kata histeris, lalu muncul arti seperti ini:  
his.te.ris /histéris/
    a bersifat histeria: dia disambut dengan teriakan--
Belum membantu, karena masih ada kata histeria yang belum kutahu maknanya. Jadi, mari kita cari apa itu histeria.
his.te.ria /histéria/
    n Psi gangguan pada gerak-gerik jiwa dan rasa dengan gejala luapan emosi yang sering tidak terkendali seperti tiba-tiba berteriak-teriak, menangis, tertawa, mati rasa, lumpuh, dan berjalan dalam keadaan sedang tidur

Oke oke.

Jadi menurut pemahamanku, histeris itu gangguan jiwa berupa emosi berlebihan yang tidak terkendali dan  dikeluarkan dalam bentuk teraiakan, tangisan, dan tawa. 


Aku itu tipe orang yang punya self-control tinggi, jadi rasa-rasanya nggak ada hal yang mampu bikin aku teriak-teriak, nangis atau tertawa sampai lupa diri. Sekalipun Adam Levine muncul di depan pintu rumahku. Sekalipun aku diajak nikah sama Reza Rahardian. Aku nggak akan histeris, mentok-mentok aku hanya mengernyitkan kening dan bertanya, "Kok Mas Adam  bisa sampe sini? Mba Inulnya tahu nggak kalo Mas Adam main ke rumahku?" Plus memamerkan muka polos nan menggemaskan yang nggak bisa disembunyikan, karena sudah anugerah dari lahir.

Tapi tunggu dulu.

Kalo diingat-ingat, dan setelah menelaah ke masa lalu, sepertinya aku pernah merasa histeris, kok. Kapan itu?

Pertama, setiap aku habis putus dengan pacar, malamnya pasti aku langsung nangis nggak udah-udah sampai mataku bengkak dan nggak bisa melek keesokan paginya. Aku nggak hanya menangis, tapi aku juga meracau nggak jelas dan hanya Tuhan saja yang tahu apa yang kukatakan. Yang jelas, malam sehabis putus aku menjadi seperti orang mabuk tanpa minuman. 
sumber gambar: pinterest
Kedua, ketika aku merasa tertekan akibat kesalahpahaman orang lain terhadapku. Aku paling sebal dengan orang yang salah paham, yang bisa menghakimi seenak jidat tanpa mengetahui atau mengkonfirmasi terlebih dahulu kebenarannya. Satu-dua kali mungkin nggak masalah buatku, dan nggak repot-repot kumasukkan dalam hati, tapi ketika kesalahpahaman itu terjadi berulang-ulang dan menyudutkanku, aku merasa ini sudah kelewat batas dan membuatku jadi histeris. Aku menangis (lagi), memarahi siapa saja yang berusaha membujukku. Meracau lagi, tanpa kuingat dengan apa yang sudah kukatakan ketika sedang lost control. Dan setelah pikiranku tenang kembali. Kesadaranku kembali utuh, seketika aku merasa menjadi manusia bodoh dan aneh. Aku bertanya-tanya, setan apa yang merasukiku sampai aku bisa marah sebegitunya?

Kalau di pernyataan satu dan dua aku membeberkan ke-histerisan yang pernah kualami dan dua-duanya menangis, hal ketiga merupakan sesuatu yang belum pernah kualami dan MUNGKIN dapat membuatku histeris kegirangan.

Apa itu?
Ketiga, jika aku disodorkan atau berada di sebuah tempat yang menyediakan berbagai jenis Bakso. Bakso kuah, Bakso bakar, tahu Bakso, pokoknya segala macam olahan daging yang dijadikan Bakso ada pada satu tempat.  Hal pertama yang kulakukan adalah loncat-loncat kegirangan sambil teriak-teriak. Ah, betapa menyenangkan dan bahagianya pasti aku saat tu, Hehehe.


Tulisan ini disertakan dalam rangka memeriahkan #10DayKF

Comments

Popular posts from this blog

SAYA DEAL DONE!

[CERPEN] Bagimu, Kita Hanyalah Dua Orang Asing

Sifat Penting yang Harus Dimiliki Pekerja: Gelas Kosong & Baby Eyes